Membedakan Lahar Panas dan Lahar Dingin - Guru Geografi
News Update
Loading...

Rabu, Juli 19

Membedakan Lahar Panas dan Lahar Dingin

Gunung api merupakan sebuah fenomena yang sangat sangat penting bagi kehidupan di muka bumi ini. Saat gunung api meletus maka berbagai material dikeluarkan dari dalam tubuh gunung api. 

Salah satu istilah yang sering didengar di telinga orang Indonesia adalah lahar. Apakah sama antara magma, lava dengan lahar?. 

Lahar merupakan istilah dalam kamus geologi Indonesia yang artinya semua produk gunung api yang diangkut media air atau berasal dari lubang kepundan. Baca juga: Bedanya awan cirrus, stratus dan cumulus

Jika diurut maka urutan proses erupsi adalah Magma-Lava-Lahar. Lahar bergerak mengalir seperit lava dan dikendalikan oleh gravitasi dan kemiringan lereng. Orang Indonesia kebanyakan sering menyamakan istilah lahar dengan lava padahal keduanya berbeda. 

Lava itu magma panas yang keluar dari lubang kepundan sementara lahar itu lava yang sudah beku lalu tersiram air hujan dan mengalir menuruni lereng.

Tidak semua gunung api di Indonesia bisa menghasilkan lahar. Kenapa begitu?. Lahar umumnya dijumpai pada gunung api yang secara periodik mengalami erupsi seperti Merapi, Semeru, Sinabung atau Kelud. 

Lahar terbagi menjadi dua yaitu lahar panas dan lahar dingin. Baca juga: Bioma tundra dan cirinya
Membedakan Lahar Panas dan Lahar Dingin
Endapan lahar dingin menjadi bahan material bangunan
Lahar Panas
Ada beberapa gunung api di Indonesia yang punya dasar lubang kepundan yang sifatnya kedap air sehingga air hujan yang turun disana akan membentuk danau. Contohnya adalah Kawah Gunung Galunggung, Kelud, Agung atau Kelimutu. 

Material lempeng pembentuk dasar kepundan berasal dari fragmen batuan yang berasal dari dinding kepundan. 

Batuan berubah oleh bantuan gas yang keluar dari pipa gunung api. Bahan halus ini akan diangkut oleh hujan yang turun dan mengendap di dasar kepundan. Baca juga: Teori Big Bang dan Keadaan Tetap

Berdasarkan catatan geolog Indonesia, Gunung Galunggung di Tasikmalaya pada tahun 1882 meletus hebat dan mengeluarkan seluruh air danau dan isinya yang bercampur magma. 

Dampaknya terjadi aliran lahar panas hingga radius 60 km. Erupsi Kelud di tahun 1919 juga menghasilkan lahar panas hingga merusak lahan pertanian. Salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya bencana lahar panas adalah membuat terowongan untuk mengatur volume air di kawah kepundan sehingga saat meletus, tidak akan banyak lahar yang keluar.
Membedakan Lahar Panas dan Lahar Dingin
Aliran lahar dingin
Lahar Dingin
Material erupsi gunung api yang belum terkonsolidasi akan berkumpul di sekitar puncak atau lereng kawah. Saat hujan terjadi di puncak, maka bahan-bahan endapan piroklastik ini akan terangkut dan bergerak meluncur ke bawah sebagai aliran pekat dengan densitas tinggi. 

Bahan-bahan material tersebut dapat berwujud bongkahan batu, bom, lapili, pasir hingga debu. Semua bahan itu akan melewati lereng atau lembah hingga jarak yang sangat jauh. Lihat contoh banjir lahar dingin yang sering terjadi di wilayah Gunung Merapi. Baca juga: Geografi regional Eropa

Endapan lahar dingin masih mencirikan fragmen-fragmen yang besar dan berat. Kadang endapan lahar dingin sulit dibedakan dengan endapan awan panas. Banjir lahar dingin yang terus menerus akan menghasilkan aliran sungai baru. 

Lahar dingin merupakan sumber bahan material bangunan mulai dari baru, pasir hingga kerikil. Endapan pasir Galunggung dan Merapi terkenal memiliki kualitas yang sangat baik untuk bangunan. Baca juga: Rumus titik henti pasti

Gambar: disini, disini

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close