Sejarah Awal Peradaban Yunani dan Romawi (Eropa Kuno) - Guru Geografi
News Update
Loading...

Rabu, Maret 28

Sejarah Awal Peradaban Yunani dan Romawi (Eropa Kuno)

Eropa sebelum menjadi benua maju seperti sekarang, pada mulanya merupakan peradaban yang belum canggih. 

Dahulu kala, masyarakat Eropa adalah kaum terbelakang lalu berkembanglah era renaisance di abad ke 15. Sejak saat itu Eropa lambat laun berkembang menjadi peradaban modern. 

Peradaban  awal  masyarakat  Eropa  terbagi  menjadi  dua  zaman,  yaitu  peradaban Yunani dan  peradaban  Romawi.  

Peradaban  Yunani  berawal  dari  peradaban  Pulau  Kreta  yang merupakan  pulau  terbesar  di  Yunani.  Peradaban  Pulau  Kreta  diperkirakan  berlangsung sekitar  3000  SM  dengan  perdagangan  menjadi  sistem  mata  pencaharian  utama  bangsa Kreta.

1. Peradaban Yunani Kuno
Bangsa  Yunani  merupakan  keturunan  dari  bangsa  Indo-Jerman  yang  berasal  dari nenek moyang bangsa Ionia, Helen, Akea, dan Yonia. Bangsa Yunani terdiri dari suku bangsa  Epirot,  Ionia,  Goria,  dan  Spartha.  

Peradaban Yunani  terbagi  menjadi  empat fase, yaitu fase pembentukan negara-negara kota yang disebut dengan Polis sekitar 1000 – 800 SM. Fase kedua adalah fase ekspansi yang dilakukan oleh polis-polis yang dimulai dari daerah barat sampai ke daerah selatan Italia dan daerah timur sampai ke  wilayah Troya  atau  Asia  kecil.  

Fase  ketiga  merupakan  masa  kejayaan  polis-polis Yunani yang berlangsung dari 600 – 400 SM. Masa keruntuhan Yunani berlangsung antara 400 – 300 SM. Berikut Polis-polis yang terdapat pada Peradaban Yunani.
Sejarah Awal Peradaban Yunani dan Romawi (Eropa Kuno)
Sisa peradaban polis Athena
a. Polis Athena
Polis   Athena   dikenal   dengan   penerapan   sistem   demokrasi   yang   mulai diterapkan pada masa Solo (638 – 559 SM) yang merupakan sistem kekuasaan berada di tangan rakyat. Proses sistem pemerintahannya dilakukan oleh Archon yang  berjumlah sembilan  orang  yang setiap tahunnya  dilakukan  pergantian. 

Para Archon tersebut diawasi oleh lembaga seperti   Mahkamah   Agung   yang   disebut dengan  Aeropogus  yang  berasal    dari mantan  Archon.  Selain  penerapan  sistem demokrasi,  Polis  Athena  melahirkan  filsuf-filsuf  seperti  Socrates  yang  mengajarkan tentang  kebenaran melalui  manusia  dan alam  sebagai  subjeknya. 

Juga ada Plato yang merupakan filsuf  terkenal dengan ajaran bahwa sumber   kekuasaan adalah pengetahuan. Aristoteles yang dikenal dengan ajaran tentang etika dan politik.

b. Polis Sparta
Polis  Sparta  menganut  sistem  militerisme  yang  dikembangkan  oleh  Lycurgus pada  tahun  625  SM. Dalam menjalankan  pemerintahannya, Polis  Spartha memiliki dua raja sebagai pemegang kekuasaan yang dibantu oleh lima orang ephor.  

Peradaban  Yunani  mengalami  fase  pertempuran  dengan  Persia  yang terjadi  dalam  3  tahap  dari  tahun  492  SM  sampai  wafatnya  Alexander  Agung yang menyebabkan Yunani terpecah menjadi tiga wilayah, yaitu Yunani, Syiria, dan Mesir.
Sejarah Awal Peradaban Yunani dan Romawi (Eropa Kuno)
Colosseum di Roma
2. Peradaban Romawi Kuno
Peradaban Romawi terbagi menjadi dua fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase Pertama
Terjadi pada kurun waktu 756 – 510 SM. Pada fase pertama, Romawi menganut sistem  monarki  atau  kerajaan.  Polis  Roma  menurut  para  ahli  dibangun  oleh bangsa  Yunani  dan  berdasarkan  legenda  yang  berkembang  menyebutkan bahwa  Polis  Roma didirikan  oleh Romus dan Romulus yang  berasal  dari  Ibu Raisilpa.  

Pada  sistem  Kerajaan Romawi,  seorang  raja  dipimpin  oleh  seorang raja yang dibantu oleh wakil-wakil dari suku-suku di sekitar Roma yang disebut dengan  senat.  Sistem  sosial  yang  berkembang  adalah  adanya  pembagian tingkatan sosial dilihat dari keaslian warga Roma. 

Struktur sosial yang pertama adalah  warga  Roma  asli  yang  disebut  dengan  Patricia  dan penduduk  yang merupakan pendatang yang disebut dengan Plebeyer.

b. Fase Kedua
Periode  Romawi  menganut  sistem  republik  yang  berlangsung  dari  519  –  31  SM. Kekuasaan   Roma   dipegang   oleh   dua   orang   konsul   yang   masing-masing memiliki  tugas  yang  berbeda.  Para  konsul  dipilih  oleh  senat.  

Konsul  pertama bertugas  mengatasi  permasalahan  hukum  dan  ekonomi  sedangkan  konsul kedua  bertugas  mengatasi  permasalahan  yang  berhubungan  dengan  sistem pertahanan negara. 

Namun, apabila terjadi keadaan yang darurat, konsul hanya berjumlah  satu  orang,  yaitu  dipegang  oleh  seorang diktatum. Pada  periode ini,  Roma  melakukan  invasi  ke  berbagai  daerah  untuk  perluasan  kekuasaan, dimulai dari invasi ke daerah Ephirus dan Etruskia.

Dalam  sejarah,  Roma  pernah  melakukan  peperangan  dengan  bangsa  Funisia dari 246 SM – 46 M sebanyak tiga kali perang. Perang pertama terjadi pada 246 – 241 SM, perang  kedua  berlangsung  dari  218  SM  –  201  SM,  dan  perang  ketiga  terjadi  pada 149 – 146 SM. 

Di  antara  peperangan  yang  terjadi,  menurut  catatan  sejarah,  Roma  pernah melakukan   peperangan   yang   besar   dengan   Khartago   (Tunisia   sekarang)   yang merupakan  polis  milik  dari  Funisia.  

Peperangan  tersebut  terjadi  akibat  perebutan wilayah Pulau Sisilia yang merupakan sumber bahan makanan bangsa Roma. Baca juga: Peradaban lembah sungai Nil Afrika

Struktur  sosial  yang  terbentuk  pada  fase  ini  terbagi  menjadi  dua  golongan, yaitu golongan optimar yang merupakan golongan yang sangat kaya dan memiliki hak  untuk  menarik  dan  menentukan  besaran  pajak.  

Golongan  kedua  adalah  kaum proletar yang disebut sebagai kaum miskin. Dua golongan sosial tersebut memiliki wakil untuk senat, yaitu Sula (optimar) dan Marius (proletar). Keruntuhan Roma terjadi ketika  tragedi  pembunuhan  Marius  yang  dilakukan  oleh  Sula  sehingga  muncullah Triumvirat. 

a. Triumvirat I
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Pompeyus menguasai Roma dan Yunani
3.) Julius Caesar menguasai Eropa Barat

Persaingan  mulai  terjadi  di  Roma  ketika  Crassus  terbunuh  dalam  perang melawan Persia. Julius Caesar memenangkan persaingan dengan mengalahkan Pompeyus,  kemudian  menjadi  penguasa  tunggal.  


Julius  Caesar  kemudian dibunuh  oleh  anak  angkatnya  sendiri,  yaitu  Brutus  dan  Lavius.  Akibat  dari peristiwa tersebut lahirlah Triumvirat II. 

b.Triumvirat II
1.) Crassus menguasai Eropa Timur
2.) Antonius menguasai timur tengah dan Mesir
3.) Octavianus menguasai wilayah Italia.

Permasalahan  muncul  ketika  Crassus  terbunuh  dan  wilayahnya  menjadi  milik Octavianus.  Antonius  kemudian  melakukan  perlawanan  kepada  Octavianus dengan membela Mesir yang bertujuan untuk memerdekakan diri dari Romawi. 


Antonius  kalah  dan  tewas  pada  31  SM  sehingga  seluruh  wilayah  Mesir  dan Timur Tengah menjadi milik Octavianus dan mengubah Roma menjadi sistem kekaisaran yang berlangsung dari 31 SM – 395M. Baca juga: Latar belakang perang dingin blok barat dan timur

Gambar: disini, disini

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close