Guru Geografi | Blog Guru Geografi Milenial
Tujuan Dibangunnya Pusat Pertumbuhan Wilayah

Tujuan Dibangunnya Pusat Pertumbuhan Wilayah

Dalam sebuah negara, kehadiran pusat-pusat pertumbuhan sangat membantu terhadap tumbuh dan berkembangnya kota-kota dan kegiatan ekonomi. 

Pusat pertumbuhan wilayah adalah area yang secara geografis ditetapkan atau dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Ada beberapa alasan mengapa pemerintah atau badan-badan pembangunan mendirikan atau mendukung pusat pertumbuhan wilayah:

Mengurangi Ketidaksetaraan: Salah satu tujuan utama pusat pertumbuhan wilayah adalah untuk mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan sosial di antara berbagai wilayah dalam suatu negara atau daerah. Dengan memberikan fokus dan investasi tambahan pada wilayah tertentu, pemerintah dapat membantu mengimbangi ketidaksetaraan antarwilayah.

Mengarahkan Investasi dan Sumber Daya: Pusat pertumbuhan wilayah berfungsi sebagai magnet untuk investasi dan sumber daya, baik dari sektor publik maupun swasta. Ini membantu mengkonsolidasikan sumber daya ekonomi dan infrastruktur yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan Infrastruktur: Pusat pertumbuhan wilayah sering kali menjadi pusat pembangunan infrastruktur yang signifikan, seperti jalan, pelabuhan, bandara, dan fasilitas transportasi lainnya. Infrastruktur yang baik adalah kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan aksesibilitas.

Penyediaan Layanan Dasar: Pusat pertumbuhan wilayah juga berperan dalam penyediaan layanan dasar seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan fasilitas umum lainnya. Ini membantu meningkatkan taraf hidup penduduk setempat.

Mendorong Inovasi dan Pengembangan: Pusat pertumbuhan wilayah sering menjadi pusat inovasi dan pengembangan. Mereka menarik bakat dan bisnis kreatif yang dapat mendorong perkembangan teknologi dan pengetahuan.
Ibukota Nusantara sebagai pusat pertumbuhan baru

Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Pusat pertumbuhan wilayah dapat membantu memperkuat perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan bisnis. Ini membantu mengurangi migrasi penduduk dari daerah tersebut ke wilayah metropolitan yang lebih besar.

Optimalisasi Sumber Daya Alam: Dalam beberapa kasus, pusat pertumbuhan wilayah dapat dikembangkan di sekitar sumber daya alam tertentu, seperti tambang atau ladang minyak. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan eksploitasi dan manfaat dari sumber daya alam tersebut.

Diversifikasi Ekonomi: Pusat pertumbuhan wilayah dapat membantu dalam upaya diversifikasi ekonomi suatu wilayah. Misalnya, jika wilayah tersebut sangat bergantung pada satu sektor ekonomi tertentu, seperti pertanian, pusat pertumbuhan dapat membantu dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Dalam prakteknya, pendekatan pembentukan pusat pertumbuhan wilayah dapat bervariasi tergantung pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik di suatu negara atau daerah. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup penduduk di wilayah tersebut. 
Contoh Pemanfaatan Sumber Daya Laut Zona Litoral

Contoh Pemanfaatan Sumber Daya Laut Zona Litoral

Sumber daya laut dan pesisir khususnya di Indonesia sangat melimpah dan harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satu zona laut yang akan dibahas kali ini adalah litoral. 

Zona litoral merupakan wilayah ekologi laut yang mengalami pengaruh pasang surut dan arus pantai serta gelombang pecah hingga kedalaman 5 hingga 10 meter (16 hingga 33 kaki) di bawah permukaan air surut, tergantung pada intensitas gelombang badai. 

Zona litoral ini dicirikan oleh oksigen terlarut yang melimpah, sinar matahari, nutrisi, energi gelombang yang umumnya tinggi dan gerakan air, dan, pada subzona intertidal, perendaman dan pemaparan yang bergantian. Sifat geologis garis pantai dan dasar laut dekat pantai sangat bervariasi. 

Jenis biota yang mendiami zona litoral sangat bergantung pada jenis dasar laut dan tingkat keterpaparan zona tersebut terhadap gelombang. Pesisir berpasir yang terpapar gelombang umumnya memiliki populasi yang jarang, terutama di antara garis pasang surut, sedangkan beberapa organisme yang menghuni pantai berbatu yang tersapu gelombang umumnya disemen atau ditambatkan dengan kuat ke suatu substrat. 

Namun, teluk dan inlet yang terlindung dari gelombang yang ganas sering kali memicu populasi yang kaya. Pesisir berbatu yang terlindung umumnya ditutupi dengan rumput laut, kerang, teritip, dan sebagainya, dengan berbagai jenis kepiting dan cacing yang merayap di antaranya. Dasar berpasir dan berlumpur yang terlindungi dipenuhi dengan moluska, cacing, dan echinodermata yang menggali dengan kekuatan lengannya.

Oleh karena itu, fauna pesisir yang diambil secara keseluruhan melibatkan sejumlah besar spesies dan setiap filum utama, meskipun jumlah individu dapat sangat bervariasi menurut lokasi. Terumbu karang, pantai berbatu, pantai berpasir, dan embung yang terlindung masing-masing memiliki populasi flora dan fauna pesisir yang khusus dan saling terkait secara rumit. Berikut ini pemanfaatan zona litoral bagi kehidupan:
Zonal litoral

Habitat Keanekaragaman Hayati: Zona litoral adalah rumah bagi berbagai spesies hayati yang hidup di antara lingkungan air dan darat. Ini mencakup berbagai jenis hewan seperti burung laut, ikan, krustasea, moluska, dan hewan-hewan lain yang menggantungkan hidup mereka pada perairan dan ekosistem pesisir.

Tempat Memijah dan Aufwuchs: Beberapa jenis ikan dan hewan laut menggunakan zona litoral sebagai tempat untuk memijah atau mengejar makanan. Aufwuchs, yaitu lapisan mikroorganisme, alga, dan organisme kecil yang tumbuh pada permukaan substrat keras di zona litoral, merupakan makanan penting bagi beberapa jenis ikan dan invertebrata laut.

Ekonomi dan Sumber Daya: Zona litoral merupakan sumber daya ekonomi penting bagi manusia. Industri perikanan, pariwisata pesisir, dan pertanian pesisir bergantung pada sumber daya yang ditemukan di sini. Pesisir juga sering digunakan untuk kegiatan pelabuhan, transportasi laut, dan perdagangan.

Perlindungan Pantai: Vegetasi dan ekosistem di zona litoral, seperti hutan mangrove, alga, dan rumput laut, berperan dalam perlindungan pantai dari abrasi dan badai. Mereka membantu meredam gelombang laut dan mengurangi erosi pantai.

Kehidupan Manusia: Banyak manusia memilih untuk tinggal di daerah pesisir karena kualitas hidup dan sumber daya yang ada di sana. Zona litoral memberikan akses ke mata pencaharian seperti perikanan, pertanian pesisir, dan pariwisata.

Rekreasi dan Kegiatan Wisata: Zona litoral sering digunakan untuk kegiatan rekreasi seperti berenang, berselancar, dan snorkeling. Pesisir juga menjadi tujuan wisata populer karena keindahannya dan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di sana.

Konservasi Lingkungan: Zona litoral adalah tempat penting untuk upaya konservasi lingkungan. Banyak spesies yang terancam punah atau terancam karena perubahan iklim dan aktivitas manusia yang dijaga dan dipelihara di zona ini. Selain itu, pelestarian ekosistem pesisir juga membantu menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Gambar oleh Tim Hill dari Pixabay
Rangkuman Geografi Bab Lokasi Indonesia Secara Astronomis dan Pengaruhnya

Rangkuman Geografi Bab Lokasi Indonesia Secara Astronomis dan Pengaruhnya


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang membentang dari Sumatera hingga Papua. Luas total negara Indonesia mencapai 1.904.570 km persegi dan merupakan gabungan wilayah daratan dan perairan. Secara geografis Kepulauan Indonesia terdiri atas beberapa kelompok pulau yang diklasifikasikan ke dalam tiga zona. 

Badan Informasi Geospasial mencatat jumlah total pulau di Indonesia mencapai 17.000 buah. Pulau-pulau tersebut merupakan pulau mayor umumnya dihuni penduduk dan pulau-pulau minor yang sebagian besar tidak dihuni penduduk.

Zona pertama adalah Kepulauan Sunda Besar yang terdiri atas Jawa, Madura, Sumatera dan Kalimantan. Ketiga pulau tersebut merupakan bagian dari Paparan Sunda dan perpanjangan dari kaki daratan Malaysia, Kamboja, Thailand dan Vietnam. Karakteristik dari wilayah ini adalah pulau-pulau utama tadi dipisahkan oleh laut dangkal yang memiliki kedalaman kurang dari 250 m. 

Laut dangkal tersebut terbentuk pada zaman akhir Pleistosen ketika es mencair dan menggenangi Paparan Sunda. Zona kedua adalah Pulau Papua Nugini yang terbagi atas Papua Indonesia dan Papua Nugini. Pulau Papua masuk dalam wilayah Paparan Sahul yang dahulu terhubung dengan daratan Australia. Sama halnya seperti Paparan Sunda, wilayah perairan Paparan Sahul memiliki kedalaman yang dangkal. Zona ketiga yaitu diantara Paparan Sunda dan Paparan Sahul terbentang Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi. Laut yang memisahkan pulau-pulau ini memiliki kedalaman hingga mencapai 5.000 m.

Lokasi astronomis adalah lokasi yang didasarkan atas garis lintang dan bujur. Indonesia berada pada 6ºLU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT. Dengan posisi tersebut maka sebagian wilayah Indonesia ada di belahan bumi utara dan sebagian lagi ada di bagian selatan. Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi adalah
pulau besar yang dilintasi garis ekuator. Sebagian besar wilayah NKRI berada di bagian selatan khatulistiwa atau ekuator.

Dampak paling besar dari lokasi astronomis Indonesia adalah pada kondisi cuaca dan iklim. Karena berada di ekuator maka suhu rata-rata Indonesia diatas 18º C dan intensitas penyinaran matahari tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini berdampak pada kelembaban yang tinggi dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Curah hujan tinggi ini membuat tanah subur dan banyak ditumbuhi berbagai
macam flora dan fauna. Biodiversitas Indonesia termasuk tertinggi di dunia bersama Brasil dan Zaire.

Iklim tropis memiliki kaitan yang erat dengan budaya bertani karena iklim ini memberikan kondisi yang sangat mendukung untuk praktik pertanian. Berikut beberapa kaitan antara iklim tropis dan budaya bertani:

1. Suhu Hangat Sepanjang Tahun: Iklim tropis cenderung memiliki suhu hangat sepanjang tahun, dengan perbedaan suhu yang tidak terlalu ekstrem antara musim panas dan musim dingin. Ini memungkinkan pertanian untuk dilakukan sepanjang tahun tanpa khawatir tentang musim dingin yang dapat membekukan tanaman.

2. Curah Hujan yang Cukup: Banyak daerah tropis memiliki curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun atau setidaknya memiliki musim hujan yang panjang. Hal ini penting untuk menyediakan air yang cukup bagi tanaman. Budaya bertani sering kali berkaitan dengan penanaman tanaman pangan seperti padi, jagung, dan singkong yang membutuhkan pasokan air yang konsisten.

3. Keberagaman Tanaman: Iklim tropis yang hangat dan lembap mendukung pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Budaya bertani dalam iklim tropis sering melibatkan penanaman berbagai macam tanaman seperti buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, dan tanaman obat-obatan. Hal ini menciptakan keanekaragaman pangan dan warisan budaya yang kaya.

4. Ketergantungan pada Musim: Meskipun iklim tropis tidak memiliki perubahan musim yang sejelas musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin seperti di daerah beriklim empat musim, tetapi budaya bertani di daerah tropis seringkali tetap mengikuti pola musiman tertentu. Petani akan menyesuaikan aktivitas pertanian mereka dengan musim hujan dan kemarau untuk memaksimalkan hasil panen.

5. Tradisi Pertanian: Budaya bertani di daerah tropis sering memiliki tradisi dan pengetahuan turun-temurun yang berkaitan dengan pola cuaca, penanaman, dan pemeliharaan tanaman tertentu. Ini mencakup pemilihan varietas tanaman yang sesuai dengan iklim setempat dan penggunaan teknik pertanian tradisional.

6. Pembentukan Identitas dan Kebudayaan Lokal: Budaya bertani di daerah tropis sering menjadi bagian integral dari identitas dan kebudayaan lokal. Upacara adat, ritual, dan perayaan sering kali terkait erat dengan siklus pertanian dan musim panen. Ini menciptakan kekayaan budaya yang unik dan beragam di seluruh daerah tropis.

Secara umum Indonesia memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau dengan diselingi pancaroba diantara keduanya. Musim penghujan berlangsung saat angin muson barat bulan Oktober hingga Maret dan musim kemarau berlangsung saat angin muson timur di bulan Maret hingga Oktober. Indonesia juga dibagi ke dalam tiga zona waktu yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Pembagian zona waktu ini merupakan kebijakan politik Indonesia sesuai Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 41 Tahun 1987 tentang Pembagian Wilayah Republik Indonesia Menjadi 3 (Tiga) Wilayah Waktu.

1. Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB): WIB adalah zona waktu yang digunakan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk pulau-pulau seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan (Borneo), dan sebagian dari Sulawesi. WIB adalah zona waktu yang paling umum digunakan di Indonesia dan biasanya berada 7 jam di depan waktu koordinat universal (UTC+7).

2. Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA): WITA digunakan di beberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah-wilayah di sekitar Tengah, Selatan, dan Timur Sulawesi, serta di sebagian besar wilayah Bali dan Nusa Tenggara. WITA biasanya berada 8 jam di depan UTC (UTC+8).

3. Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT): WIT adalah zona waktu yang digunakan di wilayah timur Indonesia, seperti Papua, Papua Barat, dan sebagian besar Maluku. WIT adalah zona waktu yang paling timur di Indonesia dan biasanya berada 9 jam di depan UTC (UTC+9).
Dampak Negatif Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi

Dampak Negatif Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi


Di tengah penggunaan energi konvensional yang terus meningkat, manusia kini terus mencari alternatif pengganti energi tersebut, salah satunya biomassa.

Biomassa adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua materi organik yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, mikroorganisme, dan sisa-sisa organik lainnya, yang dapat digunakan sebagai sumber energi atau bahan bakar. 

Biomassa adalah salah satu sumber energi terbarukan karena dapat diperbaharui dengan cepat melalui pertumbuhan tanaman baru atau reproduksi mikroorganisme.

Contoh-contoh sumber daya biomassa adalah sebagai berikut:
Kayu: Biomassa kayu adalah salah satu sumber energi biomassa yang paling umum. Kayu dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan rumah, menghasilkan listrik, atau digunakan dalam proses industri.

Limbah Pertanian: Sisa-sisa tanaman seperti jerami, jeruk, dan sekam padi dapat digunakan sebagai biomassa untuk menghasilkan energi.

Limbah Makanan: Sisa-sisa makanan dan limbah organik lainnya dapat diubah menjadi biogas melalui proses fermentasi, yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Biomassa Laut: Ganggang laut dan tumbuhan air lainnya dapat digunakan sebagai biomassa untuk menghasilkan energi atau bahan kimia.

Biomassa Mikroorganisme: Bakteri dan alga dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar biologis seperti bioetanol dan biodiesel.    

Meskipun biomassa dianggap sebagai sumber energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil, penggunaannya juga dapat menghasilkan polusi tergantung pada bagaimana biomassa tersebut digunakan dan diproses. Berikut beberapa contoh polusi yang dapat dihasilkan oleh penggunaan biomassa:

Emisi Gas Rumah Kaca: Pembakaran biomassa, terutama kayu dan limbah organik, dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrat oksida (NOx). Ini dapat berkontribusi pada perubahan iklim jika tidak dikelola dengan baik.

Partikulat dan Senyawa Organik Volatil (VOCs): Pembakaran biomassa dalam bentuk padat (seperti kayu) dapat menghasilkan partikulat yang dapat mencemari udara dan berkontribusi pada masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan. Selain itu, beberapa senyawa organik volatil yang dilepaskan selama pembakaran juga dapat mencemari udara.

Polusi Air: Jika proses konversi biomassa menghasilkan limbah cair atau padatan yang tidak diolah dengan benar, ini dapat mencemari air, mengganggu ekosistem perairan, dan membahayakan kualitas air.

Perubahan Penggunaan Lahan: Pengambilan biomassa dari hutan atau lahan pertanian dapat menyebabkan deforestasi atau degradasi tanah, yang dapat memiliki dampak negatif pada keanekaragaman hayati dan siklus air lokal.

Meskipun biomassa dapat berperan sebagai sumber energi terbarukan yang penting dan memiliki manfaat lingkungan tertentu, ada beberapa keterbatasan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan:

Ketersediaan Terbatas: Biomassa berasal dari sumber daya alam, seperti kayu atau tanaman tertentu. Ketersediaannya terbatas dan dapat memerlukan pengelolaan yang bijaksana untuk memastikan bahwa penggunaan biomassa tidak merusak lingkungan atau mengganggu pasokan pangan.

Emisi Gas Rumah Kaca: Meskipun biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan, pembakaran biomassa dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan NOx, tergantung pada cara pemrosesan dan penggunaannya. Oleh karena itu, penggunaan biomassa tidak selalu bebas dari dampak lingkungan.

Efisiensi Energi: Konversi biomassa menjadi energi seringkali kurang efisien dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Proses pembakaran biomassa cenderung memiliki efisiensi yang lebih rendah, yang dapat menghasilkan emisi lebih banyak untuk unit energi yang sama.

Tantangan Infrastruktur: Penggunaan biomassa sebagai sumber energi memerlukan infrastruktur khusus untuk pengolahan dan transportasi. Tantangan infrastruktur ini dapat membuat biaya pengembangan dan penerapan sistem biomassa lebih tinggi dibandingkan dengan sumber energi konvensional.

Keandalan Pasokan: Biomassa, seperti kayu bakar atau limbah pertanian, dapat terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan seperti cuaca, musim, dan serangan hama. Hal ini dapat memengaruhi keandalan pasokan biomassa sebagai sumber energi.
Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 29

Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 29


Lanjut lagi kawan-kawan kita bahas kunci jawaban buku erlangga geografi kelas 10 halaman 29. Jangan lupa diskusikan hasil jawabannya, jangan hanya menyalin saja karena belum tentu benar.

Kejarlah ilmu dan pemahaman yang didapat, bukan hanya sebatas ingin mendapatkan hasil nilai yang baik.

1. Kereta rel listrik Commuter Liner mengangkut para pekerja yang tinggal di daerah pinggiran ibukota Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Angkutan massa ini banyak diminati karena lebih tepat waktu, terhindar dari macet dan biayanya lebih murah. Fenomena tersebut jika dikaji dengan menggunakan konsep geografi sesuai dengan konsep ....
A. pola
B. keterjangkauan
C. nilai guna
D. diferensiasi area
E. morfologi

Kunci
Dalam paragraf bisa diambil simpulan bahwa kehadiran KRL itu berdampak pada aksesibilitas alias keterjangkauan. Indikatornya bisa dibaca saja, masyarakat jadi tepat waktu, bebas macet, biaya murah. Itu semua menunjukkan keterjangkauan dalam berbagai aspek. Gimana ngerti ora son?

2. Sebagian wilayah terletak di pinggiran kota dengan kontur yang landai dan memiliki suplai air tanah melimpah. Kondisi ini dimanfaatakan untuk membuka usaha kolam pemacingan yang dilengkapi dengan sarana rumah makan serta tempat istirahat. Akibatnya, banyak wisatawan berkunjung pada saat akhir pekan. Konsep geografi yang sesuai dengan uraian tersebut adalah konsep ....
A. morfologi
B. interaksi dan interdependensi
C. nilai kegunaan
D. keterkaitan ruang
E. lokasi

Kunci
Dalam bacaan dapat disimpulkan bahwa wilayah dengan tipe dataran rendah dan banyak air tanah dimanfaatkan untuk usaha kolam ikan. Artinya ada nilai guna dari suatu kondisi fisiografis. Jadi konsep nilai guna yang dipakai.

3. Komoditas pertanian, seperti beras dan sayuran, banyak dihasilkan di daerah pedesaan sedangkan daerah perkotaan banyak menghasilkan barang industri. Hasil pertanian sangat dibutuhkan masyarakat kota untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Adapun masyarakat desa membutuhkan hasil industri untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Fenomena tersebut erat kaitannya dengan konsep ....
A. diferensiasi area
B. nilai kegunaan
C. keterkaitan keruangan
D. interaksi
E. keterjangkauan

Kunci
Ada interaksi antara desa dan kota yang intens sehingga lambat laun menjadi interdependensi atau ketergantungan. Desa adalah hinterland bagi kota atau sumber pangan.

4. Sungai di Kalimantan memiliki arti penting bagi penduduk yang tinggal di pedalaman. Sungai yang besar, luas dan panjang lebih banyak digunakan untuk sarana transportasi antar wilayah. Hali ni karena jalur darat terkadang lebih sulit dilalui. Konsep geografi yang sesuai untuk mengkaji fenomena tersebut adalah konsep ....
A. lokasi
B. aglomerasi
C. keterjangkauan
D. keterkaitan keruangan
E. nilai guna

Kunci
Sungai di Kalimantan sebagai sarana transportasi yang lebih penting, artinya nilai guna sungai sebagai urat nadi aktifitas warga.

5. Proyek pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) diharapkan menjadi jalan keluar masalah kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan Sukabumi menuju Bogor. Konsep geografi yang sesuai dengan fenomena tersebut adalah ...
A. keterjangkauan
B. lokasi
C. jarak
D. morfologi
E. nilai guna

Kunci
Kehadiran tol Bodimi diharapkan menjadi pengurai kemacetan dari Bogor menuju Sukabumi dan sebaliknya. Artinya aksesibilitas antara kedua kota semakin baik. Jadi konsep keterjangkauan yang tepat.

Bagaimana, sudah mulai ada pencerahan dalam memahami konsep geografi dan penerapannya?. Banyak berlatih saja ya dan berdikusi di kelas dengan teman.
Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 23

Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 23


Lanjut lagi teman-teman kita coba bahas soal uji pemahaman geografi buku erlangga kelas 10 halaman 23 dengan topik pendekatan geografi.

Jangan lupa untuk selalu share postingan ini ke grup medsos kalian sebagai bahan diskusi. Ingat untuk selalu diskusikan kunci jawaban di blog ini dengan teman-teman.

1. Masalah kemacetan sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan. Hampir setiap hari kondisi jalan raya tampak semrawut. Kendataan umum dan pribadi membanjiri jalan-jalan seperti jalan protokol dan daerah perkantoran.

Pendekatan geografi yang digunakan untuk menganalisis fenomena tersebut adalah pendekatan ....
A. kelingkungan
B. keruangan
C. kompleks wilayah
D. analisis pola keruangan
E. analisis struktur keruangan

Kunci
Dalam teks terlihat bahwa ada ketidaksesuaian antara pola ruang kota dengan jaringan transportasi sehinggga menyebabkan kemacetan. Jadi pendekatan keruangan yang lebih diutamakan karena melihat situasi pada teks yang lebih menonjolkan sisi pola ruang kota yang buruk.

2. Cermati teks berikut!
Wilayah landai yang berbatasan dengan laut, seperti Jakarta bagian utara, sering dilanda banjir saat musim hujan. Hal ini dipengaruhi curah hujan yang tinggi, kurangnya daerah resapan, topografi yang landai dan diperparah dengan naiknya muka air laut. Dampak yang ditimbulkan cukup banyak dan sangat merugikan secara material maupun non material. Dalam mengatasi masalah tersebut dibutuhkan penyelesaian masalah yang terintegrasi dengan seluruh pihak terkait. 

Fenomena di atas dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan geografi ....
A. kelingkungan
B. keruangan
C. kompleks wilayah
D. analisis pola keruangan
E. analisis struktur keruangan

Kunci
Dalam teks terlihat bahwa semua komponen yang bermasalah adalah faktor ruang seperti topografi, curah hujan, naiknya muka air laut. Tidak disebutkan adanya campur tangan manusia sehingga pendekatan keruangan lebih cocok untuk kajian permasalahan tersebut.

3. Pulau Jawa merupakan pulau di Indonesia yang berpenduduk paling tinggi. Geomorfologi Pulau Jawa juga unik. Di wilayah selatan berupa plato (dataran tinggi) yang miring ke arah selatan menuju Samudera Hindia. Di wilayah timur dan barat berupa depresi dengan gunung-gunung api. Adapun wilayah utara berupa rantai pelipatan yang membentuk bukit dan pegunungan rendah.

Pendekatan geografi yang sesuai untuk mengkaji fenomena tersebut adalah pendekatan ....
A. keruangan
B. kelingkungan
C. kompleks wilayah
D. deskripsi
E. distribusi

Kunci
Di teks terlihat ada penjelasna mengenai wilayah-wilayah zona morfologi Jawa dari mulai utara, tengah, selatan, barat dan timur. Maka pendekatan kompleks wilayah digunakan dalam kajian tersebut karena kita akan mengkaji unit-unit area geomorfologi Jawa yang berbeda.

4. Cermati teks berikut!
Gempa tektonik bermagnitudo 5,0 SR mengguncang Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (6/11/2021). Gempa terjadi pukul 14.20 WIT berlokasi pada 6.14 LS dan 130.28 BT atau berjarak 184 km bagian selatan Banda, Maluku Tengah dan 187 km timur laut Tepa Maluku Barat Daya. Adapun pusat gempa berada di Laut Banda dengan kedalaman 154 km di bawah permukaan laut.

Pendekatan geografi yang sesuai untuk mengkaji fenomena tersebut adalah pendekatan ....
A. kelingkungan
B. keruangan
C. kompleks wilayah
D. ekologi
E. fungsional

Kunci
Fenomena yang muncul di teks adalah gempa di Maluku, sehingga pendekatan keruangan yang digunakan karena kita fokus mengkaji pola dan proses gempa tersebut. Tidak ada kajian tentang wilayah lain atau hubungan dengan aktifitas manusia.

5. Alih fungsi lahan untuk pembangunan permukiman di daerah resapan air dan sepanjang aliran sungai beresiko menimbulkan banjir.
A. keruangan
B. kelingkungan
C. kompleks wilayah
D. kewilayahan
E. spasial

Kunci 
Alih fungsi lahan adalah kegiatan manusia dalam rangka kepentingan ekonomi, sehingga kajian ini menggunakan pendekatan kelingkungan dimana interaksi manusia dianalisa lebih jauh terhadap perubahan ruang dan prediksi fenomena di masa depan.

Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 14

Kunci Jawaban Uji Pemahaman Erlangga Geografi IPS Kelas 10 Halaman 14


Halo teman-teman, di postingan ini kita coba gali kunci jawaban soal uji pemahaman buku Erlangga kelas 10 halaman 14.

Ingat ya, jangan hanya jadikan kunci jawaban ini sebagai patokan untuk mendapat nilai tinggi. Diskusikan lagi jawabannya dengan teman-teman kalian supaya lebih paham.

1. Perhatikan pernyataan berikut!
Wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi.
Contoh fenomena berikut yang memiliki kesamaan objek material geografi seperti pernyataan di atas adalah ...
A. terdapat tiga belas sungai yang mengalir di Jakarta.
B. angin kencang melanda sebagian wilayah pulau Jawa
C. tingkat urbanisasi meningkat pada saat musim mudik lebaran
D. luas hutan Indonesia menduduki peringkat tiga dunia
E. Pulau Kalimantan aman dari bencana erupsi

Kunci
Kata kunci utama pada kalimat soal adalah "curah hujan", berarti fenomena ini termasuk dinamika atmosfer. Maka cari jawabannya yang menunjukkan fenomena atmosfer, pastinya yang angin kencang (B).

2. Wilayah Indonesia sering mengalami peristiwa gempa bumi dan gunung meletus. Fenomena ini termasuk contoh objek material geografi ....
A. antroposfer
B. atmosfer
C. litosfer
D. hidrofser
E. biosfer

Kunci
Gempa bumi dan erupsi itu terjadi karena pergerakan lempeng dan vulkanisme, maka keduanya terjadi di kerak bumi atua litosfer.

3. Perhatikan gambar!

Kajian geografi yang berkaitan dengan fenoena pada gambar termasuk aspek ....
A. sosial
B. biotik
C. topologi
D. fisik
E. abiotik

Kunci
Aspek geografi kan ada dua yaitu fisik berkaitan dengan topologi wilayah, dan semua isi materialnya baik biotik maupun abiotik. Sementara aspek non fisik itu berkaitan dengan gejala manusia. Jadi fauna termasuk aspek fisik geografi.

4. Perhatikan beberapa fenomena geosfer di bawah!.
1) Persebaran penduduk Indonesia tidak merata.
2) Kawasan Jabodetabek diprediksi akan mengalami hujan disertai angin kencang
3) Pemerintah daerah menentukan seratus lokasi tempat pembuangan sampah
4) Vegetasi sayuran tumbuh dengan baik di dataran tinggi
5) Pemukiman kumuh muncul di wialyah perkotaan karena desakan ekonomi
Fenomena yang menunjukkan aspek sosial ditunjukkan angka ...
A. 1), 2), 3)
B. 1), 3), 5)
C. 2), 3), 4)
D. 2), 3), 5)
E. 3), 4), 5)

Kunci
Ingat ya, aspek sosial itu kajiannya seputar manusia maka jawabnnya pasti 1), 3) dan 5)

5. Persebaran jenis tanah di Idnoneisa berbeda di beberapa wilayahnya. Setiap jenis tanah memiliki karakteristik yang berbeda baik kandungan kimia dan sifat fisikanya. Fenomena tersebut menunjukkan kajian geografi aspek ....
A. topologi
B. lokasi
C. morfologi
D. biotik
E. abiotik

Kunci
Tanah termasuk kajian aspek abiotik, karena termasuk komponen alami pembentuk ruang.

Soal Kompetensi Teknis PPPK Geografi 2023 + Kunci [Part 1 Hakikat Dasar Geografi]

Soal Kompetensi Teknis PPPK Geografi 2023 + Kunci [Part 1 Hakikat Dasar Geografi]


Akhir tahun ini tes PPPK akan segera dilaksanakan dan pastinya para pejuang PPPK Guru Geografi harus mempersiapkan diri.

Di postingan ini kita mulai untuk latihan kompetensi teknis mapel geografi. Selamat belajar dan berlatih mandiri.

Soal kali ini bertipe literasi dan berformat jawaban AKM jadi harus banyak berlatih agar terbiasa mengerjakannya.

Topik Materi: Hakikat Ilmu Geografi 

1. Pasangkanlah tokoh-tokoh geografi berikut ini sesuai dengan masa perkembangan geografi yang tepat! 
No Tokoh Geografi Masa Perkembangan
A Charles Darwin Geografi Klasik
B Amaximandaros Geografi Abad Pertengahan
C Frank Debenham Geografi Abad 18
D Ibnu Batuta Geografi Mutakhir
E Peter Hagget Geografi Akhir Abad 19

2. Bacalah teks berikut!
Tokoh ini adalah seorang tokoh geografi terkenal yang lahir di Kirene dan hidup sekitar 275 – 195 SM. Dia adalah orang pertama yang memperkirakan secara akurat diameter bumi. Selama beberapa dekade, dia menjabat sebagai direktur perpustakaan terkenal di Alexandria. Dia sangat dihormati di dunia kuno, namun sayangnya hanya sebagian kecil dari tulisannya yang masih ada. Dia meninggal pada usia lanjut karena kelaparan dan keputusasaannya dengan kebutaan. Tokoh yang dimaksud adalah ....... 

3. Perhatikan berita berikut untuk menjawab soal no 4-5! 
KOTA BOGOR - Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kota Bogor pada Selasa (14/3) memicu terjadinya tanah longsor yang berupa tebing dengan tinggi 12 meter dan lebar 6 meter di Kampung Sirna Sari RT 07 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan bahwa material tanah longsor itu kemudian menimbun 6 unit rumah dan 1 tempat ibadah. Akibatnya sebanyak 17 warga turut tertimbun, di mana 11 ditemukan dalam kondisi selamat, 2 meninggal dunia dan 4 lainnya dalam pencarian.

Selain berdampak pada permukiman warga dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, peristiwa tanah longsor itu juga berdampak pada jalur kereta api relasi Bogor-Sukabumi sepanjang 15 meter. Atas peristiwa itu perjalanan kereta api menjadi terkendala.

Hingga hari ini, tim BPBD Kota Bogor, Basarnas, TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, relawan penanggulangan bencana dan warga setempat melanjutkan upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi terhadap dua korban yang belum berhasil ditemukan. Adapun tim gabungan tersebut sedikit terkendala karena lokasi terdampak sulit dijangkau dan berada di tebing serta pinggiran Sungai Cisadane.

https://www.bnpb.go.id/berita/tinjau-lokasi-tanah-longsor-di-bogor-kepala-bnpb-serahkan-dsp-500-juta-dan-akan-relokasi-warga

Berdasarkan cuplikan berita tersebut, longsor terjadi karena interaksi antara komponen objek material geografi yaitu  ....
A. antroposfer dan litosfer
B. atmosfer dan litosfer
C. atmosfer dan hidrosfer
D. hidrosfer dan antroposfer
E. litosfer dan hidrosfer

4. Berdasarkan informasi berita, langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah potensi longsor di masa depan adalah ...
A. Merelokasi pemukiman di wilayah berkontur miring dan terjal
B. Mengurangi kegiatan pertanian intensif di lereng bukit
C. Mereboisasi perbukitan dengan vegetasi keras
D. Melakukan kerja bakti membersihkan gorong-gorong 
E. Merubah struktur rumah menjadi tipe panggung

5. Bacalah berita di bawah ini!
Pembangunan konstruksi proyek kereta cepat ini sudah mencapai 88,8 persen. Dengan jalur sepanjang 142,3 km, proyek yang diharapkan bisa menjadi kereta modern ini membentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur.

Jika dihitung, jumlah stasiun pemberhentian untuk perjalanan menggunakan kereta cepat ini sebanyak empat stasiun dengan satu depo. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegalluar yang sekaligus menjadi depo.

Untuk penggunaan stasiun Padalarang, nantinya menjadi stasiun Hub yang menghubungkan layanan kereta cepat dengan kereta api. Penggunaannya untuk melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara itu, Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar.

Sumber:https://indonesiabaik.id/infografis/rute-stasiun-kereta-cepat-jakarta-bandung

Kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung diharapkan akan meningkatkan laju mobilitas antar kedua wilayah. Hal ini sesuai dengan konsep geografi yaitu ...
A. Diferensiasi area
B. Pola
C. Jarak
D. Aglomerasi
E. Interaksi

Kunci
1. Berikut pasangan tokoh geografi dengan masanya:
- Charles Darwin = Abad 18
- Amaximandaros = Geografi Klasik
- Frank Debenham = Geografi Akhir Abad 19
- Ibnu Batuta = Geografi Abad Pertengahan
- Peter Hagget = Geografi Mutakhir

2. Erasthotenes
3. Atmosfer dan litosfer
4. Jawabannya A, B, dan C
5. Interaksi

Lanjut: Soal Part 2
Toponomi Wilayah dan Syarat-Syaratnya

Toponomi Wilayah dan Syarat-Syaratnya

Pernahkah kalian bertanya kenapa nama lokasi atau tempat tinggal saya itu bisa bernama "Jakarta" misalnya atau apapun misalnya jika datang ke suatu lokasi maka akan ada nama-nama yang unik.

Penamaan suatu wilayah tentu tidak sembarangan karena berkaitan dengan berbagai faktor mulai dari sejarah, budaya dan lainnya. Dalam hal ini, tata nama wilayah itu dipelajari dalam toponomi.

Toponomi adalah ilmu yang mempelajari tentang nama-nama tempat, seperti nama-nama kota, desa, gunung, sungai, dan lain sebagainya. Nama-nama tempat ini berasal dari berbagai bahasa dan memiliki sejarah serta makna tersendiri. Syarat-syarat untuk menjadi toponomi suatu wilayah adalah sebagai berikut:


Bentuk Geografis atau Ciri Khas: Nama-nama tempat sering kali terkait dengan ciri khas geografis suatu wilayah. Misalnya, Gunung Everest dinamai berdasarkan nama George Everest, seorang penjelajah Inggris, dan "everest" sendiri merujuk pada ciri geografis gunung tertinggi di dunia.

Sejarah atau Asal Usul: Nama-nama tempat bisa berasal dari sejarah kuno, mitos, tokoh bersejarah, atau peristiwa penting. Contohnya, kota Roma dinamai berdasarkan nama pendirinya, Romulus.

Bahasa: Nama-nama tempat sering kali berasal dari bahasa lokal atau bahasa yang pernah dominan di wilayah tersebut. Misalnya, nama kota Paris berasal dari bahasa Galia kuno.

Budaya dan Tradisi: Nama-nama tempat juga bisa mencerminkan budaya dan tradisi suatu wilayah. Misalnya, kota Kyoto di Jepang memiliki nama yang berarti "Ibu Kota" dan mencerminkan statusnya sebagai ibu kota kekaisaran selama berabad-abad.

Penghargaan atau Dedikasi: Beberapa tempat dinamai sebagai penghargaan atau dedikasi terhadap seseorang atau sesuatu. Misalnya, kota Washington, D.C. dinamai untuk menghormati George Washington, presiden pertama Amerika Serikat.

Asosiasi Sejarah atau Kejadian Penting: Nama-nama tempat bisa terkait dengan peristiwa sejarah atau kejadian penting yang terjadi di wilayah tersebut. Misalnya, kota Hiroshima menjadi terkenal karena menjadi target serangan nuklir pada Perang Dunia II.

Makna atau Simbolisme: Beberapa nama tempat memiliki makna khusus atau simbolisme. Misalnya, nama kota Jerusalem memiliki makna religius dan simbolisme bagi tiga agama besar: Kristen, Islam, dan Yahudi.

Ejaan dan Pelafalan: Nama-nama tempat harus memiliki ejaan dan pelafalan yang sesuai dengan aturan bahasa lokal atau bahasa yang digunakan di wilayah tersebut.

Kesesuaian Budaya dan Norma: Nama-nama tempat harus mempertimbangkan budaya dan norma lokal. Beberapa nama mungkin dihindari karena memiliki makna atau konotasi yang tidak pantas atau sensitif dalam bahasa lokal.

Persetujuan Pemerintah dan Pihak Berwenang: Nama-nama tempat umumnya perlu mendapatkan persetujuan dari pemerintah atau pihak berwenang yang bertanggung jawab atas administrasi wilayah tersebut.

Kesesuaian dengan Identitas Wilayah: Nama-nama tempat sebaiknya mencerminkan identitas, karakteristik, dan kepentingan wilayah tersebut.

Perkembangan dan Evolusi: Nama-nama tempat juga bisa mengalami perubahan atau evolusi seiring waktu berdasarkan perkembangan budaya, bahasa, dan pandangan masyarakat.

Syarat-syarat ini dapat bervariasi tergantung pada budaya, sejarah, dan bahasa yang berkaitan dengan suatu wilayah. Di Indonesia sendiri aturan toponomi wilayah mengacu pada PP No 2 Tahun 2021. PP ini mengatur mengenai pengaturan penyelenggaraan Nama Rupabumi yang bertujuan untuk melindungi kedaulatan dan keamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat serta mewujudkan tertib administrasi pemerintahan. 
Soal Latihan Pretes PPG Geografi 2023 dan Kunci Jawaban Part 7 [Materi Profesional]

Soal Latihan Pretes PPG Geografi 2023 dan Kunci Jawaban Part 7 [Materi Profesional]


Halo pejuang PPPK atau UP PPG Guru Geografi, kita lanjut lagi untuk membahas soal latihan pretes geografi tahun 2023. Perbanyaklah berlatih untuk dapat menjawab soal-soal UP atau PPG dengan benar.

Jangan lupa untuk share postingan di blog ini ke teman-teman lain di grup medsos kalian. Semoga bermanfaat!.

31. Dalam mengkomunikasikan laporan kuliah lapangan melalui seminar, pada dasarnya mendidik peserta didik untuk ...
A. Menjawab pertanyaan yang belum tuntas dalam laporan
B. Kritis dalam menerima infomasi dari orang lain
C. Keterbukaan dalam menerima dan memberi informasi
D. Memaparkan data yang telah dikumpulkan
E. Menjalin komunikasi antar kelompok

Kunci
Laporan kuliah lapangan pada dasarnya akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memaparkan data yang telah dikumpulkan dan diolah selama kuliah lapangan.

32. Bentuk ancaman dari erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah yang sering mengakibatkan bencana bagi masyarakat adalah ...
A. Aliran lahar panas bercampur lahar dingin
B. Semburan awan panas yang bercampur debu
C. Semburan awan panas bercampur bahan piroklastis
D. Lelehan magma yang kental dan sangat panas
E. Ledakan disertai semburan air bercampur magma

Kunci
Gunung Merapi adalah gunung api tipe strato yang termasuk kategori gunung api aktif. Ancaman terbesar dari erupsi Gunung Merapi adalah semburan awan panas bercampur piroklastika. Gunung Merapi seringkali mengeluarkan awan panas yang bergerakn menuruni lereng dengan cepat sehingga membuat desa di sekitarnya terancam.

33. Internet sebagai media dapat membuat pembelajaran menjadi semakin menarik dalam menyajikan berbagai materi ajar, hal penting yang harus diperhatikan guru dalam merancang internet sebagai media pembelajaran geografi diantaranya ...
A. Menyeleksi tujuan pembelajaran untuk disesuaikan dengan situs di internet
B. Menemukan situs-situs yang relevan dengan tujuan pembelajaran
C. Mengintegrasikan teknologi intenet dalam proses pembelajaran
D. Mendesain situs internet agar sesuai dengan tujuan pembelajaran
E. Mengetahui aplikasi internet untuk proses pembelajaran

Kunci
Guru perlu menemukan situs yang relevan sesuai tujuan pembelajaran agar pertanyaan atau indikator pembelajaran dapat terjawab setelah siswa mengakses situs-situs tersebut.

34. Obyek geografi permukaan bumi dengan segala dinamikanya, maka sumber belajar yang digunakan untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan fenomena geosfer yang luas dan abstrak kepada peserta didik adalah ...
A. Peta
B. Sketsa
C. Atlas
D. Google map
E. Globe

Kunci
Menurut saya google lebih dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan fenomena geosfer karena datanya lebih lengkap baik kenampakan fisiografis maupun budaya.

35. Pada kawasan pedesaan khususnya di pegunungan, udara terasa lebih sejuk dan segar dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Identifikasi rumusan masalah terkait pernyataan tersebut adalah ...
A. Mengapa pada wilayah yang banyak terdapat tumbuhan menyebabkan udara menjadi segar?
B. Bagaimana bentuk interaksi antara udara perdesaan dan perkotaan?
C. Mengapa pencemaran udara di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan?
D. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara perkotaan
E. Apakah ada hubungan antara udara perdesaan dengan udara perkotaan?

Kunci
Karena kata kuncinya "tentang perbandingan kondisi udara" maka pertanyaan rumusan penelitian yang tepat adalah 

A. Mengapa pada wilayah yang banyak terdapat tumbuhan menyebabkan udara menjadi segar?
Perbedaan Aspek Fisik dan Non Fisik Geografi

Perbedaan Aspek Fisik dan Non Fisik Geografi


Dalam kajian geografi tentunya kalian akan belajar mengenai dua aspek geografi yaitu aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik dan non-fisik adalah dua dimensi yang berbeda namun saling terkait dalam studi geografi. Berikut adalah perbedaan antara aspek fisik dan non-fisik geografi:

Aspek Fisik Geografi:

Lingkungan Fisik: Aspek fisik geografi mencakup semua elemen fisik di bumi, seperti daratan, air, udara, dan berbagai fitur alam seperti gunung, sungai, dan danau.

Bentuk Permukaan:  termasuk topografi, kontur, dan relief daratan. Contohnya adalah gunung, lembah, dataran, dan pegunungan.

Iklim dan Cuaca:  melibatkan studi tentang kondisi atmosfer, termasuk pola cuaca jangka pendek dan iklim jangka panjang suatu wilayah.

Hidrologi:melibatkan studi tentang air di permukaan bumi, termasuk sungai, danau, laut, dan pola aliran air.

Vegetasi dan Ekosistem: mencakup studi tentang jenis tumbuhan, hewan, dan interaksi ekosistem di suatu wilayah.

Geologi dan Tanah: Aspek ini melibatkan studi tentang struktur geologis, pembentukan tanah, dan sifat fisik tanah di suatu daerah.

Aspek Non-Fisik Geografi:

Populasi dan Demografi:  melibatkan studi tentang manusia, jumlah populasi, distribusi, pertumbuhan penduduk, serta faktor-faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, dan migrasi.

Budaya dan Identitas: mencakup studi tentang budaya, bahasa, agama, tradisi, dan identitas etnis suatu daerah.

Ekonomi dan Pembangunan: melibatkan studi tentang aktivitas ekonomi, produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, serta faktor-faktor pembangunan ekonomi dan sosial.

Politik dan Administrasi:  melibatkan studi tentang struktur pemerintahan, kebijakan publik, hubungan internasional, dan dinamika politik suatu daerah.

Sosial dan Kesejahteraan:mencakup aspek sosial masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta indikator kesejahteraan sosial.

Perubahan dan Interaksi Manusia-Lingkungan:  melibatkan studi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan bagaimana aktivitas manusia memengaruhi lingkungan serta sebaliknya. 
Pengertian Bahan Galian Batubara, Jenis dan Pemanfaatannya

Pengertian Bahan Galian Batubara, Jenis dan Pemanfaatannya


Batubara terbentuk melalui proses geologi yang panjang dan kompleks yang disebut pembentukan batubara atau pengarbonan. Proses ini melibatkan akumulasi sisa-sisa tumbuhan dan material organik di lingkungan rawa-rawa atau perairan yang memiliki kondisi yang mendukung dekomposisi lambat tanpa terpapar oksigen yang cukup untuk pembusukan penuh. Berikut adalah tahapan utama dalam proses pembentukan batubara:

Akkumulasi Material Organik: Proses dimulai dengan akumulasi material organik, terutama dari sisa-sisa tumbuhan, di daerah-daerah seperti rawa-rawa, danau, atau sungai yang memiliki pasokan air yang cukup untuk membatasi kontak dengan oksigen.

Peleburan dan Pengendapan: Lapisan material organik yang terakumulasi akan terkubur oleh sedimen seperti lumpur, pasir, dan batuan lainnya seiring berjalannya waktu. Proses ini mengisolasi material organik dari pasokan oksigen dan melindunginya dari pembusukan.

Pembentukan Gambut: Di bawah tekanan dan suhu tinggi yang rendah, material organik mengalami proses dekomposisi lambat yang mengubahnya menjadi lapisan gambut, yang merupakan tahap awal pembentukan batubara. Gambut memiliki kandungan air yang tinggi dan terdiri dari bahan organik yang belum terurai sepenuhnya.

Pembentukan Batubara Gambut: Seiring berlanjutnya penguburan dan peningkatan tekanan dan suhu, lapisan gambut mengalami proses perubahan kimia dan fisik yang lebih lanjut. Ini menyebabkan pengurangan kadar air dan peningkatan kadar karbon dalam lapisan, membentuk batubara gambut.

Pembentukan Batubara Bituminus dan Lebih Tinggi: Dengan peningkatan tekanan dan suhu yang lebih lanjut, batubara gambut berubah menjadi jenis batubara yang lebih tinggi seperti batubara sub-bituminus, bituminus, dan antrasit. Proses ini dikenal sebagai "kematuran termal."

Antrasitisasi: Pada tahap akhir, jika tekanan dan suhu terus meningkat, batubara bituminus dapat mengalami proses antrasitisasi yang mengubahnya menjadi batubara antrasit, jenis batubara paling tinggi kualitasnya dengan kandungan karbon yang paling tinggi.

Proses pembentukan batubara memerlukan waktu yang sangat lama, biasanya berjuta-juta tahun, tergantung pada kondisi geologi dan lingkungan tempat batubara terbentuk. Sisa-sisa tumbuhan yang mengalami proses ini secara bertahap berubah menjadi material padat yang kaya akan karbon dan dapat digunakan sebagai sumber energi fosil.

Ilustrasi proses pembatubaraan


Kualitas batubara dapat diukur dengan berbagai indikator yang meliputi sifat fisik, kimia, dan termal dari batubara. Berikut adalah beberapa indikator utama yang digunakan untuk mengukur kualitas batubara:

Nilai Kalor (Heat Value): Juga dikenal sebagai nilai panas, ini mengukur jumlah energi yang dihasilkan oleh pembakaran batubara. Nilai kalor diukur dalam unit energi seperti kilojoule per kilogram (kJ/kg) atau British Thermal Units per pound (BTU/lb). Batubara dengan nilai kalor yang lebih tinggi memiliki potensi untuk menghasilkan lebih banyak energi saat dibakar.

Kandungan Karbon (Carbon Content): Kandungan karbon adalah indikator utama kualitas batubara. Semakin tinggi kandungan karbon, semakin tinggi nilai kalor batubara. Batubara antrasit memiliki kandungan karbon yang paling tinggi, sementara batubara lignit memiliki kandungan karbon yang paling rendah.

Kandungan Air (Moisture Content): Kandungan air dalam batubara dapat berdampak signifikan pada nilai kalor. Semakin tinggi kandungan air, semakin rendah nilai kalor karena sebagian energi digunakan untuk menguapkan air saat batubara dibakar. Pengurangan kadar air biasanya diperlukan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.

Kandungan Abu (Ash Content): Kandungan abu mengacu pada mineral dan bahan non-karbon yang tersisa setelah batubara dibakar. Kandungan abu yang tinggi dapat mengurangi efisiensi pembakaran dan menyebabkan akumulasi abu pada peralatan pembakaran. Batubara dengan kandungan abu yang rendah cenderung lebih diinginkan.

Kandungan Sulfur (Sulfur Content): Kandungan sulfur dalam batubara dapat berdampak pada lingkungan saat dibakar, karena sulfur dapat menghasilkan polusi seperti sulfur dioksida (SO2). Batubara dengan kandungan sulfur yang rendah lebih diinginkan karena lebih ramah lingkungan.

Karakteristik Volatilitas (Volatile Matter): Karakteristik volatilitas mengukur jumlah gas yang dilepaskan saat batubara dipanaskan secara cepat. Ini juga dapat mempengaruhi efisiensi pembakaran dan proses pengolahan.

Komposisi Kimia Lainnya: Selain karbon, batubara juga mengandung unsur-unsur seperti hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Komposisi kimia ini dapat mempengaruhi kualitas dan performa batubara dalam berbagai aplikasi.

Warna dan Tekstur: Batubara memiliki variasi warna dan tekstur yang berkaitan dengan kualitas dan jenisnya. Batubara antrasit umumnya hitam mengkilap, sementara batubara lignit cenderung berwarna coklat dan memiliki tekstur lebih lunak.

Indikator-indikator ini digunakan untuk mengklasifikasikan dan memilih batubara sesuai dengan kebutuhan industri dan energi.

Klasifikasi batubara umumnya didasarkan pada komposisi kimia, kandungan energi, dan sifat fisiknya. Ada beberapa sistem klasifikasi yang digunakan, tetapi yang paling umum adalah sistem klasifikasi batubara yang dikembangkan oleh American Society for Testing and Materials (ASTM). Sistem ini mengelompokkan batubara menjadi beberapa kelas berdasarkan nilai kalor, kadar karbon, kadar air, dan karakteristik lainnya.

Berikut adalah klasifikasi batubara berdasarkan sistem ASTM:

Batubara Antrasit (Anthracite): Ini adalah jenis batubara paling tinggi kualitasnya dan memiliki kandungan karbon yang paling tinggi. Batubara antrasit memiliki nilai kalor yang sangat tinggi dan rendah kadar airnya. Hal ini menjadikannya bahan bakar yang efisien dan umumnya digunakan dalam aplikasi pemanasan.

Batubara Bituminus (Bituminous): Ini adalah jenis batubara yang paling umum digunakan. Batubara bituminus memiliki kandungan karbon yang lebih rendah daripada antrasit tetapi masih memiliki nilai kalor yang baik. Terdapat beberapa subkelas dalam batubara bituminus, seperti "high volatile bituminous" (tinggi volatilitas) dan "low volatile bituminous" (rendah volatilitas), yang mengacu pada karakteristik volatilitas gas yang dilepaskan saat terbakar.

Batubara Sub-Bituminus (Sub-Bituminous): Ini memiliki kandungan karbon yang lebih rendah daripada batubara bituminus dan memiliki lebih banyak kandungan air. Meskipun nilai kalornya lebih rendah daripada batubara bituminus, batubara sub-bituminus masih digunakan dalam pembangkit listrik dan industri.

Batubara Gambut (Lignite): Ini adalah jenis batubara paling rendah kualitasnya. Batubara gambut memiliki kandungan air yang sangat tinggi dan nilai kalor yang rendah. Biasanya digunakan dalam pembangkit listrik dan pemanasan lokal.

Contoh soal
Salah satu jenis bahan galian strategis di Indonesia adalah batubara. Batubara berasal dari proses perubahan wujud dari bahan organik  karena pengaruh tekanan dan waktu lama di bawah permukaan tanah. Semakin lama proses pembatubaraan maka kualitas batubara semakin baik. Kualitas batubara beranekaragam dari paling rendah hingga paling tinggi. Batubara dengan kualitas tertinggi memiliki unsur karbon hingga 98%. Jenis batubara yang tersebut adalah ....
 
Kunci Jawaban: Antrasit
close