Range dan Threshold Central Place Theory - Guru Geografi
News Update
Loading...

Selasa, Desember 20

Range dan Threshold Central Place Theory

Sebelumnya saya sudah menulis postingan tentang hierarki Teori Tempat Sentral dan sekarang saya akan coba berikan sedikit tulisan tentang perbedaan Range dan Threshold

Teori Tempat Sentral merupakan salah satu teori wilayah yang digunakan untuk menjelaskan penataan ruang, ukuran dan jumlah pemukiman. 

Teori ini dikemukakan oleh Christaller di Jerman selatan tahun 1933. Di Jerman selatan ia melihat bahwa kota-kota dengan ukuran tertentu memiliki jarak sama. 

Dengan melihat pola keruangannya ia mencoba membuat model geometris lokasi pemukiman di sana.

Baca juga: Dampak interaksi desa kota

Adapun asumsi dari teori ini adalah sebagai berikut:
- daerahnya datar atau homogen
- populasi merata sama banyak
- jumlah sumber daya alam relatif sama
- biaya transportasi sama ke semua arah
- daya beli konsumen semua sama
- bertipe pasar persaingan sempurna

Range dan Threshold Central Place Theory
Pola Teori Tempat Sentral, pic: people.uwec.edu
Ada dua konsep dasar lain untuk menjelaskan teori ini yaitu range dan threshold. Threshold merupakan minimal populasi yang dibutuhkan untuk terciptanya pelayanan barang atau jasa. 

Range adalah jarak maksimum penduduk untuk mendapatkan pelayanan atau jasa. Dari kedua konsep ini maka batas minimum dan maksimum pelayanan dalam ruang dapat diukur secara imajiner dalam bentuk pola. 

Transportasi yang sama ke segala arah maka akan menyebabkan masing-masing tempat sentral memiliki bentuk melingkar

Namun bentuk melingkar dari daerah pasar mengakibatkan ada daerah lain yang belum terlayani. Untuk mengatasi masalah ini, Christaller menyarankan bentuk heksagon seperti sarang lebah. 

Dengan begitu semua wilayah akan terlayani dengan garis heksagon sebagai jaring pelayanannya. 
Range dan Threshold Central Place Theory
Range dan Threshold, pic: cronodon.com
Apakah teori ini bisa berlaku saat sekarang?. Tentunya bisa-bisa saja namun dengan berkembangnya transportasi dan teknologi saat ini nyaris tidak ada batas untuk menyekat pelayanan suatu barang dan jasa. 

Selama ada sarana transportasi dan komunikasi semua wilayah bisa terlayani hanya yang membedakan mungkin waktu tempuhnya saja. 

Sekarang orang bisa belanja hanya dengan bermodalkan smartphone, memesan lalu barang diantar melalui jasa ekspedisi. 

Baca juga : Konsep trickle down effect pembangunan wilayah

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close