Seri Reaksi Bowen dan Kristalisasi Magma - Guru Geografi
News Update
Loading...

Kamis, April 27

Seri Reaksi Bowen dan Kristalisasi Magma

Seri Reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik adalah dua metode untuk menjelaskan bagaimana batuan beku terbentuk. Jadi batuan beku terbentuk melalui beberapa seri reaksi yang berantai. 

Di postingan ini kita akan membicarakan tentang reaksi Bowen dan diferensiasi magmatik yang merupakan dua model prediksi tentang bagaimana batuan beku bisa terbentuk. Kita tentu ingat bahwa batuan berasal dari pendinginan atau kristalisasi magma yang disebut batuan beku. 

Seri Reaksi Bowen
Jadi, siapa Bowen dan mengapa orang yang ahli batuan beku mengetahui nama tersebut?. Norman Bowen terkenal di kalangan Geologi karena beberapa eksperimen yang dilakukannya pada tahun 1920 an dan 30an. 

Melalui eksperimennya, ia menemukan bahwa mineral mengkristal secara berbeda saat mereka mendingin. Hasil penelitiannya memberikan kita pemahaman tentang seri reaksi Bowen yang merupakan rangkaian kristalisasi magma saat pendinginan terjadi. 

Discontinuous Series
Saat Bowen menggali pemahamannya tentang proses kristalisasi, dia menyadari bahwa ada dua urutan yang dapat terjadi pada sebuah mineral. Ini disebut seri kontinyu dan seri tidak kontinyu.

 Dalam gambar di bawah terlihat, seri terputus-putus ada di sebelah kiri dan mengandung mineral yang tinggi kadar besi dan magnesium. Kita juga dapat memahami bahwa rangkaian reaksi ini berkembang selama penurunan suhu. 

Seri Reaksi Bowen dan Kristalisasi Magma
Diagram Reaksi Bowen
Diagram Bowen
Lihat gambar di atas, ketika mengikuti cabang di sebelah kiri, kita melihat bahwa pada suhu yang sangat tinggi, olivin adalah mineral pertama yang terbentuk. Dengan kata lain, mineral olivin tinggi yang kadar besi dan magnesium cenderung membeku pada suhu yang sangat tinggi. 

Kemudian saat magma mulai mendingin, beberapa olivin menjadi piroksen. Seiring kemajuan dalam urutan pendinginan, piroksen berubah menjadi amphibol dan akhirnya amphibol berubah menjadi biotit. 

Kamu mungkin sering menggunakan akronim untuk mengingat seri reaksi diskontinyu ini seperti  'Olive Pits Are Bitter'. Setiap langkah dari serial diskontinyu merupakan perubahan yang sangat berbeda dengan penciptaan mineral baru, jadi perubahan itu bukanlah arus kontinyu yang teratur namun merupakan proses yang tidak berkesinambungan. 

Dengan terbentuknya biotit, seri diskontinyu secara resimi berakhir namun bisa saja ada kelebihan magma yang belum sepenuhnya mengkristal dan tergantung pada karateristik kimia magma. Misalnya magma cair panas bisa terus mendingin dan membentuk potasium feldspar muskovit atau kuarsa.

Continuous Series
Seri reaksi kontinyu terjadi bersamaan  dengan seri diskontinyu. Dengan cabang yang terus-menerus, kita melihat reaksi tersebut memiliki lebih banyak reaksi aliran atau berkelanjutan. 

Dengan seri berkelanjutan kita melihat mineral plagioklas. Seri ini dimulai dengan mineral suhu tertinggi yaitu plagioklas yang kaya kalsium. 

Saat magma mendingin, kalsium diganti dengan sodium. Tapi hal ini terjadi dalam aliran campuran kalsium dan natrium. Jadi plagioklas di tengah rangkaian bisa dianggap mengandung sekitar 50% kalsium dan 50% yodium. Di bagian bawah seri kita melihat plagioklasi kaya sodium.

Dengan melihat "c" atau calsium hadir lebih awal dari "s" atau sodium maka kamu dapat menyebut pagioklas kaya kalsium berada di urutan paling atas dan yang kaya sodium berada di urutan paling bawah.
Baca Juga
Post ADS 1

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close