Ciri Kehidupan Masa Praaksara Neolitikum - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Maret 23

Ciri Kehidupan Masa Praaksara Neolitikum

Oke teman-teman kali ini kita akan belajar lagi tentang sejarah nih yaitu masa praaksara. Masa paraaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. 

Ada beberapa masa praksara dan salah satunya adalah neolitikum. Sebelumnya kita udah belajar kan tentang paleolitikum dan mesolitikum, jadi kini lanjut ke neolitikum.

R. Soekmono mengemukakan bahwa kebudayaan Neolitikum adalah kebudayaan yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia saat ini. 

Kebudayaan Neolitikum adalah kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan zaman sebelumnya, yang merupakan akibat dari adanya migrasi Proto Melayu dari wilayah Yunan ke wilayah Asia Tenggara. 

Bangsa Proto Melayu  tersebut  membawa  kebudayaan  berupa  kapak  persegi  dan  kapak  lonjong  yang menjadi  ciri  khas  dari  kebudayaan  Neolitikum.  Berikut  ini  bagan  sekilas  tentang  masa Neolitikum.

Kebudayaan  Neolitikum  dikenal  dengan  kapaknya  yang  sudah  halus,  hasil    dari keahlian  dalam  teknik  mengasah  benda-benda  seperti  kapak  dan  gerabah.  Berikut peninggalan hasil kebudayaan Neolitikum yang tersebar di wilayah-wilayah di Indonesia.

1. Kebudayaan Kapak Persegi
Kapak persegi menurut para ahli mulai masuk ke Indonesia melalui jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaka dan tersebar di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,   Nusa Tenggara, dan Maluku.   

Beberapa daerah yang menjadi pusat dari kapak persegi adalah di Lahat Sumatra  Selatan, Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Karawang, dan Tasikmalaya (Jawa Barat), serta di Jawa Timur di daerah lereng selatan Gunung Ijen dan Pacitan.   

Kapak persegi  sendiri berbentuk  persegi  panjang  atau  trapesium. Kapak persegi umumnya terbuat dari batu chalchedon yang diperkirakan selain  untuk  alat  rumah  tangga  juga digunakan  sebagai  alat  kepercayaan  seperti  jimat, alat upacara, dan lambang kebesaran. Gambar: disini
Kapak lonjong neolitikum
2. Kebudayaan Kapak Lonjong
Kapak lonjong  adalah  kapak yang  memiliki penampang   berbentuk   lonjong,   ujungnya  yang agak  lancip  biasanya dipasangi  tangkai, sedangkan ujung  lainnya  yang  berbentuk  bulat  diasah  hingga tajam.  Kapak  lonjong  memiliki  dua  jenis,  yaitu  yang besar   disebut walzeinbeil  dan  yang  ukuran  kecil disebut kleinbeil. Kebudayaan kapak lonjong disebut juga  dengan  kebudayaan  Neolitikum  Papua  karena sebagian   besar  temuan  kapak  persegi  terdapat di  wilayah  Papua. 

Selain  Papua, kapak   lonjong ditemukan pula di daerah Flores, Maluku, Kepulauan Tanimbar, Leti,  Taulud,  Sangihe, dan  Sulawesi. Kebudayaan kapak lonjong menurut para ahli mulai masuk ke Indonesia melalui jalur timur dari Asia daratan ke Cina, Jepang, Pulau Formosa, dan Filipina. Persebarannya terdapat di daerah Minahasa, Maluku, dan Papua. 

Selain  kapak  persegi  dan  kapak  lonjong,  pada zaman  Neolitikum  juga  ditemukan  alat-alat lainnya seperti perhiasan dan tembikar. Daerah persebaran  tembikar   terdapat di wilayah Minangka Sipaka Sulawesi, Tangerang, Kendang  Lembu  Banyuwangi,  Yogyakarta,   Pacitan, serta  ditemukan  di  daerah  Sumatra  pada  lapisan teratas bukit-bukit kerang. 

Daerah   lainnya  adalah  Melolo  Sumba  yang banyak   ditemukan   gerabah atau  tembikar  yang berisi  tulang-belulang  manusia. Pada  zaman  Neolitikum,  tembikar memiliki  fungsi sebagai   alat   penampung   juga  digunakan  untuk kepentingan upacara-upacara berupa perhiasan-perhiasan.  

Menurut Marwati  Joned  Pusponegoro,  alat  berupa perhiasan  banyak  ditemukan  di  daerah  Pulau  Jawa  berupa  gelang-gelang  dan kalung yang terbuat dari batuan yang indah. 

Berikut ikhtisar kebudayaan neolitikum
1. Kehidupan sosial ekonomi
- food producing adalah bercocok tanam, huma dan ladang
- menetap
- peralatan sudah halus

2. Teknologi
- mengenal teknik pengairan dan pertanian
- mengenal ilmu astronomi terkait iklim
- mengenal dan menggunakan api

3. Hasil kebudayaan
- kapak persegi
- kapak lonjong
- gerabah
- belidung persegi

4. Manusia pendukung
- bangsa Proto Melayu

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close