Struktur Kota: Teori Kota Konsentris Burgess - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Maret 25

Struktur Kota: Teori Kota Konsentris Burgess

Pada semua negara baik yang sudah maju maupun sedang berkembang, pertumbuhan kota-kotanya menjadi kompleks sekali karena pengaruh pertumbuhan penduduk, proses urbanisasi dan peningkatan teknologi dan layanan transportasi di dalamnya. 

Karena itu dalam geografi adalah satu disiplin yang khusus mengkaji tentang ciri-ciri intern sebuah kota. Dengan begitu muncullah berbagai teori ruang kota seperti Teori Konsentrik Burgess, Teori Sektoral dan Teori Inti Ganda. Kali ini saya akan bahas dulu tentang Teori Konsentrik milik Burgess. Baca juga: Ciri masyarakat desa Parson

Kawasan perkotaan nampak heterogen baik secara struktural maupun demografis. Gedung di dalam kota berbeda dalam hal susunan, besar dan tinggi juga usia dan fungsinya. Penduduknya berbeda dalam hal kepadatan, mata pencaharian dan status sosialnya. 

Meski sekilas kota secara kasat mtra nampak kacau dalam susunan keruangannya, namun jika diamati seksama akan ada bentuk khas dan mirip dengan kota-kota lainnya. Misalnya ada kota dengan struktur persegi, bular, kotak atau seperti bintang.
Teori Ruang Burgess
Teori Konsentrik merupakan hasil pemikiran Burgess terhadap struktur ruang kota Chicago pada tahun 1920an. Sosiolog beraliran human ecology ini mengemukakan gagasan bahwa kota-kota itu memekarkan diri dari pusat kegiatan sehingga nantinya akan meluas seiring bertambahnya penduduk. Batas zona-zona kota terlihat melingkar mengikuti jalan atau aliran air.

Di titik tengah ditemukan central bussines district (CBD) yang isinya merupakan pusat kehidupan komersial, sosial dan politik. Di luarnya ada transition zone yang merupakan kawasan peralihan berisi industri dengan perumahan warisan pribadi penduduk masa lalu. 

Kebanyakan pemukiman masa lalu berubah menjadi perkantoran atau pertokoan. Dalam blok tersebut ada juga zona slum atau daerah kumuh dan penampungan pendatang baru dari desa.
Hierarki Kota
Zona ketiga adalah zona kaum buruh kecil, mereka hidup menetap di sana. Sarana transportasi dan komunikasi relatif kurang disini. Zona keempat merupakan lokasi kaum kelas menengah. Di daerah luar ditemukan commuter zone yang merupakan pekerja penglaju di kota. Baca juga: Perkembangan Jakarta masa ke masa

Teori Burgess ini dapat dibuktikan kebenarannya di negara barat yang sudah maju masyarakatnya ditambah lagi dengan syarat kondisi topografi lokal yang menguntungkan bagi rute komunikasi. 
Gambar: ewburgess.weebly.com

Kalau mau lihat pembahasan versi video, cek youtube guru geografi di bawah ini ya!.

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close