Formasi Geologi Pulau Jawa - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Juni 17

Formasi Geologi Pulau Jawa

Pulau Jawa merupakan salah satu anugerah Tuhan yang paling indah di dunia. Siapa yang tidak mengenal pulau Jawa?. Pulau yang terkenal dengan kesuburan tanahnya, keelokan budaya, dan juga kepadatan penduduknya. 

Meski pulau Jawa tidak begitu luas dibanding Sumatera, Kalimantan dan Papua namun perkembangan dan pertumbuhan pulau ini sangat pesat meninggalkan pulau lainnya.

 Kepulauan Indonesia di bagian selatan merupakan jalur vulkanis Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak muncul gunung api yang menyediakan mineral penyubur tanah disekelilingnya. Baca juga: Terbentuknya kabut di permukaan bumi

Pulau Jawa adalah salah satu contoh unik dari zona vulkanik di tengah pulau yang membujurdari timur ke barat. Dari sekitar 33 gunung api yang melintasi pulau ini sekitar 17 nya masih aktif dan siap-siap meledak sewaktu-waktu. 

Deretan pegunungan api aktif yang melintasi kepulauan Indonesia ini mengikuti susunan sesar atau patahan besar yang kurang lebih sejajar dengan batas lempeng tektonik.
Formasi Geologi Pulau Jawa
Pegunungan Kendeng yang mempesona, http:blog.act.id
Barisan pegunungan api ini dimulai dari ujung Sumatera bagian selatan lalu memanjang ke Krakatau di Selat Sundadan melintasi bagian tengah Jawa, Bali, Lombok, Sumba, Flores dan berakhir di Kepulauan Banda. Ada 4 lempeng tektonik aktif yang memengaruhi struktur geologi Indonesia yaitu Eurasia, Indo-Australia, Pasifik dan Filipina. 

Interaksi keempat lempeng tersebut menimbulkan zona subduksi dan menjadikan Indonesia sebagai wilayah tektonik yang tidak stabil. Hal ini menjadi salah satu daya tarik ilmuwan untuk meneliti mekanisme pembentukkan gunung api di dunia.

Baca juga:
Kunci jawaban UN Geografi 2017
Contoh soal HOTS Geografi dan jawabannya

Pulau Jawa terletak di selatan ekuator dengan luas permukaan mencapai 134.000 km persegi. Salah satu daya tarik yang membuat peradaban manusia berkembang begitu pesat disini adalah kesuburan tanah vulkaniknya. 

Selain itu warisan Hindu dan Islam selama beradab-abad turut berperan dalam perkembangan jumlah penduduk di pulau ini.Bagian utara pulau Jawa dibatasi Laut Jawa, di selatan dibatasi Samudera Hindia di timur dibatasi  Selat Balidan di barat dibatasi Selat Sunda. Panjang pulau Jawa mencapai 1.000 km dengan lebar antara 100 - 180 km.

Menurut penelitan geolog dahulu, diketahui bahwa sejarah geologi pulau Jawa tergolong masih muda yaitu tersusun dari Zaman Tersier Kuarter hingga sekarang. Ada juga bukti Zaman Pra Tersier. 

Pembentukkan Jawa dimulai sejak era Oligosen dan Miosen melalui serangkaian fase orogenesa yang intens. Namun wujud pulau yang sekarang ini terbentukpada era Pleistosen. Struktur batuan pulau Jawa terbentuk dari deretan perbukitan dan depresi dataran rendah. Baca juga: Eskplorasi dan eksplotasi SDA

Menurut poros barat ke timur, Jawa dibagi dalam 3 jalur sejajar yaitu:
- lajur utara dibatasi pantai Laut Jawa dengan morfologi dataran rendah aluvial.
- lajur tengah bertipe vulkanik dimana terdapat barisan gunng api dan lipatan pegunungan.
- lajur selatan dibatasi Samudera Hindia dimana terdapat sedimen laut purba era Eosen, Oligosen, Miosen kemudian tuffa andesit, breksi ditambah batu gamping yang mengalami karstifikasi seperti Pegunungan Sewu. 
Formasi Geologi Pulau Jawa
Formasi Geologi Pulau Jawa
Geolog terkenal yaitu Van Bemmelen mengkaji pulau Jawa lewat serangkaian penelitian dan membagi pulau ini ke dalam 7 zonasi formasi dari selatan ke utara.
1. Pegunungan Selatan merupakan zona batu gamping dan vulkanik zaman Miosen yang telah mengalami pengangkatan (uplift) akibat gaya tektonik hingga zaman Kuarter.
2. Zona Vulkanik zaman Kuarter memiliki banyak gunung api dengan ketinggian rata-rata 2.000 m atau lebih dan sebagian besar masih aktif.
3. Depresi bagian tengah merupakan poros utama pulau dimana muncul dua depresi besar yaitu Depresi Bandung di bagian barat dan Depresi Solo di timur. Depresi Solo memiliki Kubah Sangiran yakni sebuah situs purbakala terkenal.
4. Zona antiklin tengah, terdiri atas endapan-endapan zaman Mio-Pleistosen dengan perbukitan Kendeng yang memanjang dari barat ke timur.
5. Depresi Randublatung, di kaki pegunungan Kendengan yang terbentuk dari endapan-endapan laut dan daratan dari era Mio-Pleistosen.
6. Antiklin Rembang-Madura terdiri dari formasi bukit gamping dari zaman Miosen.
7. Dataran rendah aluvial berbentuk delta yang menghiasi pemandangan pesisir utara (Pantura). 

Baca juga: Info bimbel online terbaik di Indonesia

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close