Pengertian, Ciri Perilaku Menyimpang Masyarakat - Guru Geografi
News Update
Loading...

Jumat, Maret 1

Pengertian, Ciri Perilaku Menyimpang Masyarakat

Perilaku menyimpang merupakan salah satu contoh gejala sosial yang umum terjadi pada masyarakat. 

Contoh perilaku menyimpang sangat banyak seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, bullying, LGBT, asusila dan lainnya. 

Inilah yang harus kita hindari agar kehidupan menjadi aman nyaman terkendali dan tidak menimbulkan masalah. Berikut beberapa pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli.

a. James Vander Zanden
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
b. M.Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
c. Bruce J. Cohen
Perilaku  menyimpang  adalah  setiap  perilaku  yang  tidak  berhasil  menyesuaikan diri   dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok  tertentu dalam masyarakat.
d. Paul B. 
HortonPerilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, pengertian perilaku menyimpang dapat disederhanakan menjadi  setiap  perilaku  yang  tidak  sesuai  dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

Perilaku seperti ini terjadi karena seseorang mengabaikan  norma  atau  tidak  mematuhi patokan baku dalam  masyarakat  sehingga sering dikaitkan dengan istilah-istilah buruk atau negatif.
Pengertian, Ciri Perilaku Menyimpang Masyarakat
Perlaku menyimpang
Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki enam ciri sebagai berikut.
a. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Tidak  ada perbuatan  yang  begitu  saja  dinilai  atau  dianggap  menyimpang.  Suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang didefinisikan sebagai penyimpangan. 

Perilaku  menyimpang  bukanlah  semata-mata  ciri  tindakan  yang  dilakukan  orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang  lain  terhadap  perilaku  tersebut.  

Jadi,  penilaian  menyimpang  atau  tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. 

b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak 
Perilaku menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif. Ada beberapa penyimpangan  yang  diterima,  bahkan  dipuji  dan  dihormati,  seperti  orang  genius yang mengemukakan pendapat-pendapat baru yang kadang-kadang bertentangan dengan pendapat umum atau pahlawan yang gagah berani dan sering terlibat dalam peperangan.  

Sementara  itu,  perampokan  pembunuhan  terhadap  seseorang  atau etnis tertentu, dan menyebarkan teror dengan bom termasuk dalam penyimpangan yang ditolak oleh masyarakat.

c. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Di   dalam   suatu   masyarakat   tidak   ada   seorang   pun   yang   termasuk   kategori sepenuhnya  penurut  (konformis)  atau  sepenuhnya  penyimpang. 

Pada  dasarnya semua  orang  normal  pasti  pernah  melakukan  tindakan  yang  menyimpang  dari norma-norma  yang  berlaku  namun  pada  batas-batas  tertentu  yang  sifatnya  relatif.

Untuk  setiap  orang. Perbedaannya hanya pada seberapa sering (frekuensi) dan kadar  penyimpangannya saja. Meskipun ada orang yang sering sekali melakukan penyimpangan sosial (penyimpangan mutlak),  lambat laun orang tersebut harus berkompromi dengan lingkungannya.

d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Namun dalam kenyataannya, tidak ada seorang pun yang   patuh terhadap  segenap peraturan resmi tersebut. 

Antara  budaya  nyata  dan  ideal  selalu terjadi  kesenjangan. Artinya, peraturan  yang telah  menjadi  pengetahuan  umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.

e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan sosial
Apabila pada suatu masyarakat  terdapat  nilai atau  norma  yang  melarang  suatu perbuata  yang ingin  sekali diperbuat oleh banyak orang, akan muncul  “norma-norma  penghindaran”. 

Norma penghindaran  adalah  bentuk  perbuatan  yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus menentang nilai-nilai  tata  kelakuan secara terbuka. Jadi, norma penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga. 

f. Penyimpangan sosial yang bersifat adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan sosial tidak  selalu  merupakan ancaman  karena kadang-kadang dapat  dianggap sebagai alat pemelihara ketenangan atau ketentraman  sosial. Di satu  pihak,  masyarakat memerlukan keteraturan dan  kepastian  dalam  kehidupan. 

Di lain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan  dengan  perubahan  sosial.  Tanpa  perilaku  menyimpang,  penyesuaian budaya terhadap perubahan kebutuhan dan keadaan akan menjadi sulit. 

Tidak ada masyarakat  yang  mampu  bertahan  dalam  kondisi  tetap  dalam  jangka  waktu  lama. Masyarakat  yang  terisolasi  sekali  pun  akan  mengalami  perubahan.  Perubahan  ini mengharuskan banyak orang untuk menerapkan norma-norma baru.

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close