Teori Maslow, Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Mei 14

Teori Maslow, Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin

Dalam keseharian tentu kita seringkali mendengar kalimat bahwa orang miskin itu karena kebdohan dan kemalasannya sendiri. Banyak anggapan tersebut menjadi konsensus alias stigma umum di masyarakat.

Kemiskinan itu kita lihat dalam aspek material alias ekonomi ya, jadi bukan soal miskin iman, takwa, adab dan lainnya. Itu hal yang berbeda.

Memberantas kemiskinan itu tidak semudah membuat mie instan ya gaes. Kalau memberantas kemiskinan itu mudah maka jumlah orang miskin semakin berkurang drastis, nyatanya kan engga. Dalam kasus ini di negara berkembang, kemiskinan sangat sulit diberantas karena berkaitan juga dengan sejarah kelam penjajahan di masa lalu.

Lalu apa teori yang bisa menjelaskan tentang kemiskinan ini?. Jawabannya adalah Teori Maslow. Berdasarkan Hierarki Maslow, setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi yaitu fisiologi, keselamatan, sosial, penghargaan diri dan pencapaian hasrat diri. Urutan piramida Maslow ada di bawah ini.
Hierarki Teori Maslow
Teori berlaku berurut dari atas ke bawah dimana seseorang harus memenuhi kebutuhan paling bawah dulu sebelum naik ke kebutuhan di atasnya.

Jadi bagi orang miskin (maaf), tidak usah jauh-jauh mau memenuhi kebutuah aktualisasi, liburan atau memikirkan politik, global warming, sejarah pandemi dan lainnya. Mereka memikirkan makan sehari-hari saja sudah pusing setengah mati.

Kemiskinan itu lingkaran setan dan jahat banget. Kita memang tidak bisa memilih terlahir dari keluarga kaya atau miskin. Yang pasti jika anda orang kaya sejak lahir maka bersyukurlah, sementara jika lahir miskin maka niatlah berjuang dari bawah karena 1% saja campur tangan Tuhan itu bisa melunasi 99% kekurangan anda.

Ada juga sebuah penelitian bahwa dari sekian juta orang miskin yang berjuang keras dari bawah untuk menaikan level ekonomi itu hanya sekitar 5% saja, jadi memang perlu kegigihan yang luar biasa.

Coba bayangkan, gizi makanan sehat saja tidak terpenuhi, maka organ-organ tubuh pun pasti tidak akan berjalan optimal kan?. Lantas jika sekolah pun akan berdampak pada pola berfikir dan lainnya.

Jadi memang makanan sehat, bergizi, halal itu mutlak wajib bagi manusia. Lah kita ini coba bantuan-bantuan kemanusiaan saja kebanyakan mie instan, atau yang kalengan terus mau gimana nanti orang miskin berkembang. Ini bukan kita menyepelekan bantuan ya, tapi ya sekali-kali kasih bantuan itu yang terbaik lah. Kasih beras bagus, ikan bagus, sayur bagus, buah bagus. 

Coba kita kan banyak melihat istilah beras miskin alias raskin, saya sendiri pernah coba mencari dan dapat beras tersebut. Menurut saya sangat jelek dan tidak layak buat manusia.

Jadi kita harus lebih bersimpati kepada masyarakat miskin dibandingkan menghakimi mereka. Mereka itu kurang fasilitas dasar saja dari awalnya sehingga efek dominonya kemana-mana yaitu kebodohan, maksiat, mabok, kriminal dll.

Makanya saya sangat gak setuju kalau motivator yang banyak omong "kalau kamu miskin itu salahmu", bulshiit banget, emang dia pernah ngerasain jadi orang miskin beneran apa.

Kemiskinan itu sebuah sistem yang sangat sulit sekali diberantas karena banyak faktornya. Kebanyakan orang sukses, CEO, dll juga bisa sukses itu karena mereka juga awalnya berasal dari keluarga yang bagus secara ekonomi kebanyakan. Ada juga kok yang awalnya gembel, iya tapi anak gembel tersebut pastinya diadopsi oleh seseorang terus diberikan pendidikan, makanan baik lalu jadilah orang berpendidikan bukan simsalabim jadi orang kaya.

Jadi sekali lagi bagi anda yang terlahir berkecukupan maka bersyukurlah dan gunakan uang untuk sekolah dengan baik agar masa depan cerah. Sementara untuk yang lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan maka jangan berputus asa.

Selama nafas masih hidup maka kita masih bisa berjuang dari nol sekalipun untuk bisa merubah keadaan ekonomi. Kuncinya adalah berjuang, sabar, tekun dan selalu mencari lingkungan positif.

Tidak ada yang salah apakah sukses karena faktor orang tua ataupun sukses dari bawah. Yang salah adalah ketika ketika kita tidak bisa berempati kepada orang miskin dan orang yang terlahir kaya tapi tidak memanfaatkan kekayaannya untuk kebaikan.

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close