Apa itu Batas Gutenberg dalam Geologi [Bahan OSN Kebumian 2024] - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Desember 30

Apa itu Batas Gutenberg dalam Geologi [Bahan OSN Kebumian 2024]


Batas Gutenberg adalah batas antara mantel Bumi dan inti luar. Batas ini terletak pada kedalaman sekitar 2.891 kilometer di bawah permukaan Bumi. Batas ini pertama kali diamati oleh fisikawan Jerman, Beno Gutenberg, pada tahun 1914.

Diskontinuitas Gutenberg dinamai menurut nama Beno Gutenberg, yang menyumbangkan beberapa fakta dan pemahaman penting tentang interior bumi pada tahun 1913, yang mengarah pada penemuan terobosan yang berkaitan dengan lapisan dalam bumi.

Bagian dalam bumi terbuat dari berbagai jenis elemen yang berbeda satu sama lain dalam hal sifat fisik dan kimiawi seperti suhu, kepadatan, komposisi, dll. Bagian dalam bumi dibagi menjadi beberapa lapisan terpisah. Lapisan dasar bumi adalah kerak, mantel, dan inti. 

Lapisan-lapisan ini dibagi lagi menjadi kerak atas dan bawah, mantel atas dan bawah, dan inti luar dan dalam. Lapisan-lapisan ini dipisahkan satu sama lain oleh zona transisi. Zona transisi ini dikenal sebagai Diskontinuitas, berbagai diskontinuitas bumi adalah sebagai berikut: 

Diskontinuitas Conrad memisahkan kerak bumi bagian atas dan bawah: Ini adalah zona transisi antara kerak dan mantel. 

Diskontinuitas Repetti memisahkan mantel atas dari mantel bawah. 

Diskontinuitas Gutenberg adalah zona transisi antara mantel bawah dan inti luar. 

Diskontinuitas Lehmann adalah lapisan yang memisahkan mantel atas dari mantel bawah: Jadi bidang Lehmann adalah lapisan yang memisahkan inti luar dari inti dalam.

Batas Gutenberg ditandai dengan perubahan drastis dalam kecepatan gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi. Gelombang seismik P (gelombang tekanan) dapat menembus melalui mantel dan inti luar, tetapi gelombang seismik S (gelombang geser) tidak dapat menembus inti luar yang cair.

Perubahan kecepatan gelombang seismik pada batas Gutenberg disebabkan oleh perubahan komposisi dan struktur material di bawah batas tersebut. Mantel Bumi terdiri dari batuan silikat padat, sedangkan inti luar terdiri dari besi dan nikel cair.

Batas Gutenberg memiliki peran penting dalam dinamika Bumi. Batas ini adalah tempat terjadinya konveksi mantel, yaitu proses pergerakan materi mantel yang panas ke atas dan materi mantel yang dingin ke bawah. Konveksi mantel ini menyebabkan pergerakan lempeng tektonik, yang bertanggung jawab atas pembentukan gunung, gempa bumi, dan letusan gunung berapi.

Batas Gutenberg diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, bersamaan dengan pembentukan Bumi. Pada awalnya, Bumi merupakan bola panas yang terbuat dari magma cair. Seiring dengan proses pendinginan Bumi, magma tersebut mulai membeku dan membentuk mantel dan inti.

Batas Gutenberg masih terus berubah hingga saat ini. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konveksi mantel dan aktivitas vulkanik. Kekuatan yang melimpah dan kuat berada di bawah permukaan bumi. Kekuatan-kekuatan ini bertanggung jawab untuk memicu gempa bumi, letusan lava melalui gunung berapi, menciptakan batu-batu berharga, dan mengubah bentang alam di permukaan bumi dari waktu ke waktu, selama bertahun-tahun. Struktur bumi telah menjadi subjek penelitian sejak zaman kuno.

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close