Belajar Sejarah Tapi Membuat Gerah - Guru Geografi
News Update
Loading...

Sabtu, Oktober 2

Belajar Sejarah Tapi Membuat Gerah

Dahulu sejak jaman sekolah di SMP, saya sangat suka sekali pelajaran sejarah sampai-sampai nilai yang paling tinggi itu sejarah. Entah tidak tahu mengapa, memang mungkin sejatinya setiap manusia dibekali "sesuatu" yang berbeda.

Saya sangat senang sekali belajar tokoh-tokoh bangsa, sejarah peristiwa tertentu meskipun hanya mendengar "ceramah" guru 2 x45 menit. Ciri khas jaman dulu yang belum ada macam-macam model belajar seperti sekarang.

Dua puluh tahun berlalu, kini saya berprofesi sebagai guru geografi. Ya, selain sejarah memang dulu saya sudah senang mapel geografi, sampai-sampai pernah ikut lombah mewarnai peta sejak SD. Saya masih ingat sekali. Ternyata masa lalu itu bisa menjadi cerminan masa depan juga, seperti sebuah mesin waktu.

Lanjut lagi ke soal sejarah, karena saat ini saya juga ditugaskna tambahan untuk mengajar sejarah selain geografi sebagai mapel utama. Meski dahulu saya senang sejarah dan dapat nilai bagus, akan tetapi setelah dewasa dan banyak membaca literasi macam-macam maka saya mulai berfikir bahwa sejarah itu nampaknya bisa membuat gerah juga.

Dasar utama sejarah itu benar tentu adalah adanya bukti konkret. Nah bukti konkret ini menjadi fakta lunak atau bisa menjadi fakta keras. Sialnya beberapa kejadian penting dalam sejarah Indonesia saja misalnya masih banyak sekali masih mengundang tanda-tanya.

Kita hanya mengajar berdasarkan apa yang tertulis di buku. Buku sejarah pun kita tidak tahu sumbernya dari mana. Lama-lama saya berfikir bahwa sejarah Indonesia bahkan dunia itu penuh kontroversi layaknya gunung es yang mengapung di lautan.

Kita hanya mendapatkan secuil saja informasi yang nampak, namun jauh di balik itu semua ada rahasia di balik rahasia yang kita sama sekali tidak tahu. Semisal G 30 S/PKI saja banyak sekali kontroversinya. Ada versi A, versi B, versi C dan lainnya. Dokumen-dokumen bukti konkret sejarah Indonesia juga kebanyakan masih ada di negeri Belanda, atau supersemar pun misalnya entah dimana dokumen aslinya. Sejarah memang identik dengan konspirasi.

Peristiwa G 30 S/PKI memang nyata adanya dan menjadi sejarah kelam bangsa, namun kronologi, tahapan-tahapan awal kejadiannya kita sama sekali tidak tahu persis. Ada beberapa bekas prajurit misalkan yang menjadi saksi kronologi kejadian sesungguhnya, namun tidak pernah dibuka di forum nasional seolah ada rahasia yang harus disimpan rapat.

Akhirnya saya mengajar sejarah hanya sampai pada sebatas dugaan-dugaan kebanyakan. Kecuali saya punya mesin waktu pinjam dari Doraemon kemudian minta datang ke zaman yang ingin saya pelajari, mungkin bukan lagi sebatas dugaan atau versi si A dan si B. 

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close