[Geografi Wilayah] Enam Dasar Asumsi Utama Teori Lokasi Weber - Guru Geografi
News Update
Loading...

Selasa, Agustus 2

[Geografi Wilayah] Enam Dasar Asumsi Utama Teori Lokasi Weber

Dalam geografi wilayah atau regional dikenal berbagai macam teori wilayah dan salah satunya yang terkenal adalah Teori Lokasi Industri Weber (Industrial Location).

Lalu siapa itu Alfred Weber?. Alfred Weber adalah seorang ekonom Jerman yang juga menjadi pengajar di Universitas Praha pada tahun 1907. 

Kemudian pada tahun 1907-1933 ia juga mengajar di Universitas Heidelberg. Weber menghasilkan geografi ekonomi yang berkaitan dengan least cost location

Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi industri itu sebaiknya diletakkan pada tempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal. Itu kata kuncinya saya bold ya, biaya minimal.

Tempat atau lokasi yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal itu identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Weber mengemukakan enam teori sebagai berikut :

1)W ilayah yang seragam (homogeneous) dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.
2) Tidak semua jenis sumber daya alam terdapat disetiap tempat alias tersebar tidak merata.
3) Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan sehingga jumlahnya sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah yang merupakan hasil persaingan antar penduduk.
4) Terdapat hanya satu jenis alat transportasi serta ketergantungan terhadap biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada massa bahan baku serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi pabrik.
5) Terdapat kompetisi antar industri. Setiap industri pasti melakukan persaingan untuk memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar.
6) Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri alias tidak stagnan.

Dengan mengguanakan asumsi di atas maka biaya transportasi akan tergantung pada bobot barang dan jarak pengangkutan. Weber kemudian menghasilkan model Segitiga Lokasi. Dalam menentukan lokasi industri, terdapat tiga faktor penentu, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi. 

Dalam gambar di atas, "P" adalah asumsi lokasi terbaik dari sebuah industri jika akan didirikan tapi dalam kondisi yang masih stabil/netral. Biaya transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan berat barang, sehingga titik terendah biaya transportasi menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. 

Biaya transportasi akan bertambah secara proporsional dengan jarak. Titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk angkutan bahan baku (input) dan distribusi hasil produksi.

Dalam model konsep industrial location theory menurut webber ini dijelaskan dengan menggunakan segitiga lokasional, di mana lokasi optimum (p) adalah keseimbangan antara kekuatan yang ditimbulkan oleh sumber bahan baku (input 1 dan input 2) dan titik pasar (market). 

Untuk mengetahui apakah lokasi optimum lebih dekat ke sumber input atau pasar, digunakan index bahan, yaitu perbandingan berat input bahan lokal dengan berat produk akhir. 

Ketentuan Indeks Bahan Baku Weber (IB) adalah sebagai berikut:
- IB > 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke bahan baku
- IB < 1, perusahaan akan berlokasi dekat ke pasar

Perhatikan gambar di bawah ini:

Keterangan:
M = pasar
P = lokasi biaya terendah.
R1, R2 = bahan baku

Gambar :
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.

Maaf, komentar spam, link, ujaran kebencian tidak akan dipublish.

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close