Materi OSN Geografi: Teori-Teori Kependudukan - Guru Geografi
News Update
Loading...

Minggu, Januari 22

Materi OSN Geografi: Teori-Teori Kependudukan


Penduduk dunia kini sudah mencapai angka 7 milyar lebih dan terus bertambah waktu ke waktu. Para ahli demografi sejak jaman dahulu telah mencoba meneliti dan mengeluarkan teori-teori tentang penduduk.

Tokoh klasik pertama yang mengemukakan teori kependudukan adalah Thomas Tobert Malthus pada 1798 dalam buku Essay of Population. 

Teori Malthus berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dibandingkan dengan bahan makanan. Penduduk akan bertambah menurut deret geometri sementara bahan pangan akan bertambah menurut deret ukur. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan 

Sementar itu berikut adalah beberapa teori kependudukan kontemporer setelah Malthus.
a. John Stuart Mill
Mill adalah salah satu ekonom Inggris yang sependapat dengan Malthus tentang teori ketidakseimbangan, namun ia memiliki pendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat memengarui pola demografinya. Jika produktifitas seseorang sedang tinggi maka ia akan cenderung memiliki keluarga kecil.

Dalam hal ini fertilitas akan rendah, jadi taraf hidup akan mempengaruhi fertilitas. Selain itu jika sebuah negara dalam kondisi kekurangan bahan pangan maka solusinya adalah impor atau memindahkan penduduk sebagian ke wilayah lain.

Tingkat kelahiran ditentukan manusia itu sendiri, jadi penduduk miskin harus diberikan perlakukan agar mereka meningkat kesejahteraannya sehingga peluang memiliki anak lebih kecil karena faktor produktifitas tadi.

b. Arsene Dumont
Dumont adalah ahli demografi Perancis yang mengemukakan teori kapilaritas sosial. Kapilaritas sosial ini mengacu pada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang dia sendiri telah mencapainya. 

Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang. Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.

Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara demokrasi, dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Di negara Perancis pada abad ke-19 misalnya, dimana sistem demokrasi sangat baik, tiap-tiap orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat. Di negara sosialis dimana tidak ada kebebasanuntuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, system kapilaritas sosial tidak dapat berjalan dengan baik.

c. Emile Durkheim
Durkheim adalah sosiolog Perancis di akhir abad 19 yang mengemukakan asumsi mengenai faktor-faktor pertumbuhan penduduk. Emile Durkheim mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk tinggi  memicu persaingan diantara penduduk untuk bertahan hidup.

Untuk memenangkan persaingan maka seseorang akan meningkatkan skill, pendidikan seperti yang muncul di tengah perkotaan.

Dibandingkan antara kehidupan masyarakat tradisional dan masyarakat perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan dalam memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan ada masyarakat industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi. Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi dari Darwin dan juga pemikiran dari Ibn Khaldun.

d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Kedua tokoh merupakan penganut teori fisiologis. Sadler menyatakan bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah atau negara. Aturannya sebagai berikut:
- jika kepadatan penduduk tinggi maka reproduksi akan menurun.
- jika kepadatan penduduk rendah maka reproduksi akan naik.

Namun teori ini dibantah Thomson karena kasus di Jawa, India, Cina sebaliknya yaitu kepadatan tinggi tapi reproduksi tinggi pula.

Teori Doubleday mirip dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya berbeda. Sadler mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan tingkat kepadatan penduduk, maka Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. 

Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya, mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki. Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi yang lebih besar.

Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagiu daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan faktor penegkang perkembangan penduduk

e. Herman Khan
Herman Khan adalah seorang penganut teori teknologi dinama manusia dengan ilmu pengetahuan dapat meningkatkan produktifitas pertanian sehingga bahan pangan akan selalu ada. Manusia dapat mengubah kembali bahan yang sudah habis terpakai. 

Herman Kahn (1976) mengatakan bahwa negara-negara kaya akan membantu negara-negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu akan jatuh kepada orang-orang miskin. Dalam beberapa decade tidak akan terjadi lagi perbedaan yang mencolok antara umat manusia di dunia ini.
Baca Juga
Post ADS 1

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close