Bencana Banjir Bandang di Sumatra Salah Manusia - Guru Geografi
News Update
Loading...

Rabu, Desember 10

Bencana Banjir Bandang di Sumatra Salah Manusia


Dalam kamus keilmuan, terminologi bencana dan fenomena alam adalah dua hal berbeda namun manusia tidak banyak memahaminya. Bumi ini dibangun dari perpaduan sistem endogen dan eksogen yang berkesiambungan.

Sejak awal pembentukkannya, dari mulai zaman Arkaekum, Paleozoikum, dan lainnya lingkungan terlebih dahulu terbentuk dari mulai entitas kecil, vulkanisme awal, vegetasi awal hingga terbentuk kehidupan modern sekarang.

Tuhan menyiapkan lingkungan terlebih dahulu sebelum manusia modern dapat hidup dan berkembang hingga saat ini. Lingkungan telah berproses lama, artinya memiliki hukum-hukum kaidah tertentu yang jika itu dilanggar maka mereka akan lebih galak membalas.

Erosi, sedimentasi, hujan ekstrem contohnya adalah mekanisme alami bumi dalam rangka menjaga keseimbangannya. Manusia sudah seharusnya mengikuti aturan ini jika ingin selamat. Prinsip fisis determinisme adalah suatu hal yang pakem. 

Masyarakat lokal adat di beberapa wilayah nusantara masih menganut pedoman ini sehingga relatif aman dari bencana besar seperti banjir bandang alias tsunami air tawar di Sumatra.

Man ecological dominant, inilah yang menjadi masalah dari semua masalah ekologis. Lahan-lahan vegetasi heterogen di sepanjang pegunungan Bukit Barisan disulap jadi perkebunan sawit demi syahwat ekonomi.

Hutan hujan dengan segala macam substrat di dalamnya menopang keseimbangan di kala cuaca ekstrem tiba, kini hilang sehingga air akan dengan mudah menghempaskan area di sepanjang daerah aliran sungai.

Manusia dengan kesombongannya melawan hukum alam yang sudah milyaran tahun lalu terbentuk. Akui saja kita tidak menghormati leluhur mahluk, sehingga jangan salahkan jika bencana terjadi dan kedepannya akan terus terjadi.

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close