Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya - Guru Geografi
News Update
Loading...

Jumat, Mei 12

Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya

Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuruni lerengan dikarenakan pengaruh gravitasi. Masswasting dapat merubah bentang alam jika terjadi dalam skala yang besar. 

Longsor merupakan salah satu jenis masswasting yang berbahaya karena dapat merusak pemukiman dalam waktu singkat. Longsor di Ponorogo baru-baru ini merupakan salah satu masswasting terbesar yang melanda Indonesia. Puluhan jiwa terkubur longsor dan ratusan rumah hancur. Baca juga: Bedanya patahan dextral dan sinistral
Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Masswasting berupa longsoran batu
Fenomena masswasting dapat terjadi akibat kombinasi berbagai faktor diantaranya:
1. Kemiringan lereng
Kondisi lereng yang curam akan memperbesar terjadinya masswasting karena gaya gesek semakin rendah. Lereng yang miring sebaiknya tidak ditinggali atau masuk zona merah karena rawan longsor.

2. Gravitasi
Semakin besar derajat kemiringan lereng maka semakin besar pula gravitasi yang bekerja sehingga material akan cenderung menuruni lereng.

3. Air
Air berfungsi sebagai penambah besarnya gerakan juga penambah beban sehingga dapat mempermudah gerakan. Keberadaan air diantara butir-butir atuan atau tanah dapat mengurangi daya kohesi antara material sehingga mudah terurai. 

4. Gempa atau getaran
Gempa bumi atau getaran akibat mesin dapat membuat retakan di bukit dan lereng sehingga akan mudah untuk bergerak menuruni lereng.

5. Curah hujan 
Curah hujan yang tinggi akan membuat limpasan air di lereng semakin besar dan akan menyebabkan erosi. 

6. Perubahan kondisi vegetasi
Kondisi lereng yang gundul akan lebih mudah untuk mengalami masswasting dibandingkan lereng yang ditumbuhi banyak vegetasi dengan akar yang kuat.

Masswasting dapat diklasifikasikan dalam berbagai tipe sebagai berikut:
1. Rayapan tanah (soil creep)
Rayapan tanah merupakan proses gerakan tanah yang sangat lambat. Rayapan tanah dapat dilihat dari adanya permukaan tanah bergelombang, tiang listrik miring, pagar miring dan dinding bangunan yang retak. Baca juga: Kondisi geografi Indonesia

2. Aliran tanah (earth flow)
Aliran tanah umumnya terjadi pada wilayah lembab dengan lereng curam. Fenomena ini terjadi dalam beberapa jam dan menghasilkan timbunan material berbentuk seperti undakan.
Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Rayapan tanah
3. Aliran lumpur (mud flow)
Aliran lumpur bisa terjadi menuruni lereng di perbukitan dan pegunungan. Aliran lumpur dapat terjadi pada perbukitan di gurun pasir saat hujan deras.

Aliran lumpur dapat terjadi pada gunung api yang baru meletus. Hujan membawa abu vulkanik sisa letusan menuruni lereng hingga ke sungai membentuk banjir lahar.

4. Tanah longsor (landslide)
Tanah longsor adalah massa batuan yang meluncur dengan cepat ke bawah lereng. Ada dua bentuk tanah longsor ayitu longsoran baru (rock slide) dan runtuhan tanah (slump). Longsoran baru berupa massa batuan induk yang meluncur turun pada bidang miring yang rata seperti patahan. 

Sementara runtuhan tanah adalah massa batuan yang meluncur turun pada bidang miring yang cekung. Baca juga: Bedanya awan cirrus, stratus dan cumulus

5. Guguran batau (rock fall)
Masswasting paling cepat adalah guguran batu. Fenomena ini berupa massa batuan yang bergerak jatuh bebas dari tebing curam. Ukuran baru yang gugur dapat bervariasi mulai batu kecil hingga bongkahan sebesar rumah.

Masswasting dapat dicegah dengan melakukan hal berikut:
- menamam pohon kayu berakar kuat di lereng terjal.
- tidak membuat sawah di atas lereng terjal.
- tidak membuat getaran di atas lereng.
- tidak membangun rumah di bukit yang miring. 

Gambar: www.ndsu.edu

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close