Iklim merupakan kondisi yang kompleks dari atmosfer. Kondisi yang kompleks tersebut merupakan gabungan dari berbagai unsur-unsur iklim.
Masing-masing unsur iklim tersebut di setiap daerah berbeda-beda intensitasnya yang mana intensitas di setiap daerah ini salah satunya dipengaruhi oleh letak astronomis sehingga letak astronomis berpengaruh dalam menentukan corak iklim negara yang bersangkutan.
Ada 4 jenis iklim yang efeknya serba membatasi bagi tempat tinggal manusia serta perkembangan kekuasaan politiknya yaitu: iklim dingin, iklim tropika basah, iklim panas (sabana) dan iklim kering (stepa dan gurun).
1. Iklim Dingin: Tundra dan Taiga
Zona iklim yang terlampau dingin yaitu terdapat di wilayah sekitar kutub dan di pengunungan tinggi. Pada umumnya tanah di daerah tersebut dingin beku karena tertutup oleh salju dan es.
Hanya dibagian tepinya saja yang memberikan kemungkinan musim semi yang pendek bagi pertumbuhan jenis-jenis rumput dan lumut tipis.
Wilayah padang lumut yang disebut tundra tidak dapat menampung penduduk banyak dan hanya dimanfaatkan untuk ternak rusa kutub.
Di samping wilayah tundra dikenal pula wilayah taiga, yang suhu udaranya tidak begitu ekstrem dinginnya. Musim dinginnya di tempat ini amat panjang sedangkan musim bagi kemungkinan tumbuhnya tanaman bahan pangan terlalu pendek.
Penduduknya jarang. Hasil hutan dan tambang merupakan satu-satunya sumber ekonomi. Di situ dengan sendirinya tidak akan muncul pusat-pusat negara yang penting, meskipun memiliki kekayaan alam taiga.
2. Iklim Basah Tropika
Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23. 5°LS dan 23. 5˚ LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektivanya.
Area ini terletak di antara 23. 5° LU dan 23. 5° LS, dan mencakup seluruh bagian Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala).
Tumbuhan dan hewan tropis adalah spesies yang hidup di daerah tropis tersebut. Istilah tropis juga kadang kala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat dan lembap sepanjang tahun, walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua garis balik.
Tumbuhan daerah tropis biasanya berdaun lebar dan hijau abadi (tidak menggugurkan daun), atau jika memiliki perilaku peluruh mereka tidak dipengaruhi oleh suhu atau durasi radiasi matahari melainkan oleh ketersediaan air di tanah.
Wilayah tropis di seluruh dunia dikenal dalam biogeografi sebagai wilayah pantropis (”seluruh tropis”), untuk dipertentangkan dengan wilayah per benua, seperti Amerika tropis, atau Asia tropis.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada iklim tropis. Dengan curah hujan dan kelembapan relatif besar yang didukung tingginya kesuburan tanah, berpotensi besar untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara dengan kekuatan pada bidang agraris.
Walaupun Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, Indonesia masih termasuk ke dalam deretan negara miskin. Iklim di Indonesia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi watak bangsa Indonesia. Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia merupakan salah satu dari sekian yang bertempat tinggal di wilayah Tropis.
Negara yang bertempat tinggal di wilayah Tropis juga bisa dikatakan negara yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki iklim seragam. Yang dimaksud iklim seragam di sini ialah iklimnya dingin saja atau panas saja.
Kondisi iklim yang seperti itu sangat memengaruhi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang meninggali daerah ini cenderung memiliki karakter yang berbeda dengan daerah yang berada di wilayah subtropis.
3. Iklim Panas: Sabana
Iklim panas merupakan unsur kedua yang fungsinya membatasi perkembangan politik. Zona iklim panas ini terdapat di sepanjang garis ekuator dan kawasan yang berbatasan dengan ke arah kutub.
Dataran-dataran rendah tropika di dunia udaranya selalu panas tetapi lembap. Sifatnya yang serba monoton ( panas dan lembap tanpa selingan) itulah yang menjadikan wilayah tersebut tidak baik untuk tempat tinggal manusia.
Hujan yang turun sehari-hari dapat mencuci tanah (soil leaching) sehingga tidak subur bagi pertanian.
Udara yang terik serta lembap juga melemahkan tubuh manusia untuk bekerja keras, vitalitasnya lekas menurun drastis dalam berbagai usahanya. Hanya di daerah-daerah pantai dan lereng-lereng pegununggan saja, Karena pengaruh angin laut atau angin gunung yang suhunya dapat sedikit sejuk, disitu penduduk dapat menyelenggarakan kehidupannya yang layak.
Bagian kedua dari wilayah tropika adalah yang bermusim kering, ini lebih memberikan kemungkinan pada manusia. Musim kering fungsinya seperti mematahkan monotoni tropika. Disitu akal manusia dapat diasah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi optimal secara klimatis bagi manusia di wilayah tropika kedua ini, berupa musim kemarau (kering) yang agak pendek, seperti di India, Srilanka, Jawa dan Kuba. Penduduk di tempat ini amat padat: dibandingkan dengan kawasan lain di bumi, justru paling padat.
Hasil pertanian bahan pangan seperti padi dan jagung ditanam sebanyak-banyaknya. Namun makin ke pinggiran di mana musim keringanya lebih panjang dan curah hujannya cenderung langka, di situ muncul bentang alam berupa stepa dan sabana.
Wilayah-wilayah yang iklimnya terlalu terik menurut pengalaman sejarah, dapat menghambat munculnya perkembangan politik yang modern.
4. Iklim Kering: Stepa
Unsur keempat yang fungsinya menghambat perkembangan politik adalah kekeringan. Wilayah-wilayah dipermukaan bumi yang terdiri atas gurun-gurun dapat menyajikan penghidupan bagi manusia apabila dapat menyajikan air dalam jumlah yang cukup untuk mendukung usaha pertanian penduduk atau menyediakan sumber daya tambang yang dapat diolah.
Pada kawasan yang memiliki irigasi yang luas disitu dapat lahir suatu satu kesatuan politik yang penting. Wilayah yang memiliki saluran irigasi paling menguntungkan bagi lahirnya peradaban manusia, jika dibandingkan dengan wilayah tropika yang monoton panas iklimnya.
Stepa merupakan bagian dari wilayah beriklim kering (semi-arid). Penduduknya adalah kaum Nomad yang bertahan hidup beradad-abad di daerah beririgasi di antara stepa itu. Menurut sejarah perpindahan bangsa Nomad ke stepa-stepa itulah yang mendorong serbuan-serbuan masuk negara agraris.
Kondisi iklim kering (semi-arid) dalam sejarahnya, menghasilkan penduduk Nomaden yang serba positif mentalitasnya serta jasmaninya dan mampu menggerakkan munculnya kekuasaan penting setempat dan di wilayah sekitarnya yang jauh.
Masing-masing unsur iklim tersebut di setiap daerah berbeda-beda intensitasnya yang mana intensitas di setiap daerah ini salah satunya dipengaruhi oleh letak astronomis sehingga letak astronomis berpengaruh dalam menentukan corak iklim negara yang bersangkutan.
Ada 4 jenis iklim yang efeknya serba membatasi bagi tempat tinggal manusia serta perkembangan kekuasaan politiknya yaitu: iklim dingin, iklim tropika basah, iklim panas (sabana) dan iklim kering (stepa dan gurun).
1. Iklim Dingin: Tundra dan Taiga
Tundra dan Taiga |
Hanya dibagian tepinya saja yang memberikan kemungkinan musim semi yang pendek bagi pertumbuhan jenis-jenis rumput dan lumut tipis.
Wilayah padang lumut yang disebut tundra tidak dapat menampung penduduk banyak dan hanya dimanfaatkan untuk ternak rusa kutub.
Di samping wilayah tundra dikenal pula wilayah taiga, yang suhu udaranya tidak begitu ekstrem dinginnya. Musim dinginnya di tempat ini amat panjang sedangkan musim bagi kemungkinan tumbuhnya tanaman bahan pangan terlalu pendek.
Penduduknya jarang. Hasil hutan dan tambang merupakan satu-satunya sumber ekonomi. Di situ dengan sendirinya tidak akan muncul pusat-pusat negara yang penting, meskipun memiliki kekayaan alam taiga.
2. Iklim Basah Tropika
Tropika adalah daerah di permukaan Bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator, yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23. 5°LS dan 23. 5˚ LU: Garis Balik Utara (GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan. Tropis adalah bentuk ajektivanya.
Area ini terletak di antara 23. 5° LU dan 23. 5° LS, dan mencakup seluruh bagian Bumi yang dalam setahun mengalami dua kali saat matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat di atas kepala).
Tumbuhan dan hewan tropis adalah spesies yang hidup di daerah tropis tersebut. Istilah tropis juga kadang kala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat dan lembap sepanjang tahun, walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua garis balik.
Hujan basah tropik |
Wilayah tropis di seluruh dunia dikenal dalam biogeografi sebagai wilayah pantropis (”seluruh tropis”), untuk dipertentangkan dengan wilayah per benua, seperti Amerika tropis, atau Asia tropis.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada iklim tropis. Dengan curah hujan dan kelembapan relatif besar yang didukung tingginya kesuburan tanah, berpotensi besar untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara dengan kekuatan pada bidang agraris.
Walaupun Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, Indonesia masih termasuk ke dalam deretan negara miskin. Iklim di Indonesia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi watak bangsa Indonesia. Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia merupakan salah satu dari sekian yang bertempat tinggal di wilayah Tropis.
Negara yang bertempat tinggal di wilayah Tropis juga bisa dikatakan negara yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki iklim seragam. Yang dimaksud iklim seragam di sini ialah iklimnya dingin saja atau panas saja.
Kondisi iklim yang seperti itu sangat memengaruhi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang meninggali daerah ini cenderung memiliki karakter yang berbeda dengan daerah yang berada di wilayah subtropis.
3. Iklim Panas: Sabana
Iklim panas merupakan unsur kedua yang fungsinya membatasi perkembangan politik. Zona iklim panas ini terdapat di sepanjang garis ekuator dan kawasan yang berbatasan dengan ke arah kutub.
Dataran-dataran rendah tropika di dunia udaranya selalu panas tetapi lembap. Sifatnya yang serba monoton ( panas dan lembap tanpa selingan) itulah yang menjadikan wilayah tersebut tidak baik untuk tempat tinggal manusia.
Hujan yang turun sehari-hari dapat mencuci tanah (soil leaching) sehingga tidak subur bagi pertanian.
Padang sabana di Afrika |
Bagian kedua dari wilayah tropika adalah yang bermusim kering, ini lebih memberikan kemungkinan pada manusia. Musim kering fungsinya seperti mematahkan monotoni tropika. Disitu akal manusia dapat diasah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi optimal secara klimatis bagi manusia di wilayah tropika kedua ini, berupa musim kemarau (kering) yang agak pendek, seperti di India, Srilanka, Jawa dan Kuba. Penduduk di tempat ini amat padat: dibandingkan dengan kawasan lain di bumi, justru paling padat.
Hasil pertanian bahan pangan seperti padi dan jagung ditanam sebanyak-banyaknya. Namun makin ke pinggiran di mana musim keringanya lebih panjang dan curah hujannya cenderung langka, di situ muncul bentang alam berupa stepa dan sabana.
Wilayah-wilayah yang iklimnya terlalu terik menurut pengalaman sejarah, dapat menghambat munculnya perkembangan politik yang modern.
4. Iklim Kering: Stepa
Unsur keempat yang fungsinya menghambat perkembangan politik adalah kekeringan. Wilayah-wilayah dipermukaan bumi yang terdiri atas gurun-gurun dapat menyajikan penghidupan bagi manusia apabila dapat menyajikan air dalam jumlah yang cukup untuk mendukung usaha pertanian penduduk atau menyediakan sumber daya tambang yang dapat diolah.
Pada kawasan yang memiliki irigasi yang luas disitu dapat lahir suatu satu kesatuan politik yang penting. Wilayah yang memiliki saluran irigasi paling menguntungkan bagi lahirnya peradaban manusia, jika dibandingkan dengan wilayah tropika yang monoton panas iklimnya.
Stepa merupakan bagian dari wilayah beriklim kering (semi-arid). Penduduknya adalah kaum Nomad yang bertahan hidup beradad-abad di daerah beririgasi di antara stepa itu. Menurut sejarah perpindahan bangsa Nomad ke stepa-stepa itulah yang mendorong serbuan-serbuan masuk negara agraris.
Kondisi iklim kering (semi-arid) dalam sejarahnya, menghasilkan penduduk Nomaden yang serba positif mentalitasnya serta jasmaninya dan mampu menggerakkan munculnya kekuasaan penting setempat dan di wilayah sekitarnya yang jauh.
Padang stepa |