Jenis-Jenis Presipitasi/Hujan - Guru Geografi
News Update
Loading...

Selasa, Februari 7

Jenis-Jenis Presipitasi/Hujan

Presipitasi bagaimanapun terjadinya biasanya dinyatakan sebagai kedalaman (jeluk) cairan yang berakumulasi di atas permukaan bumi bila seandainya tidak terdapat kehilangan. Semua air yang bergerak di dalam bagian lahan dari daur hidrologi secara langsung maupun tidak langsung berasal dari presipitasi. 

Jenis presipitasi bermacam-macam dan diklasifikasikan menurut dua sudut pandang. Presipitasi digolongkan atas dasar genesa dan bentuknya.

Baca juga:
Dampak lokal dan global erupsi gunung api 
Jenis-jenis gumuk pasir atau sand dunes

Klasifikasi Genetika Presipitasi
Klasifikasi ini didasarkan atas timbulnya presipitasi. Agar muncul presipitasi, ada tiga faktor utama yang penting yaitu suhu udara yang lembab, inti kondensasi dan suatu sarana untuk menaikan udara yang lembab sehingga kondensasi dapat berlangsung sebagai akibat udara yang mendinginkan. Pengangkatan ke atas dapat berlangsung dengan cara pendinginan siklonik, maupun konvektif. Baca juga: Produk hasil vulkanisme

Pendinginan siklonik terjadi dalam dua bentuk. Pendinginan siklonik non frontal terjadi saat udara bergerak dari kawasan di sekitarnya ke daerah tekanan rendah. Dalam proses ini, udara bertekanan rendah mengalir ke atas, mendingin dan menghasilkan presipitasi dengan intensitas sedang (5 - 15 cm dalam 24 hingga 72 jam) namun berlangsung cukup lama (24 hingga 72 jam). 

Pendinginan siklonik frontal terjadi jika massa udara yang panas naik di atas suatu tepi frontal yang dingin. Laju presipitasi ini terjadi dalam skala sedang dan sedang dan berlangsung lama. Baca juga: Bedanya kerak benua dan kerak samudera
Jenis-Jenis Presipitasi/Hujan
Bentuk-bentuk hujan
Pendinginan orografik terjadi oleh aliran udara samudera yang lewat di atas tanah dan dibelokkan ke atas oleh pegunungan di pantai. Sebagian besar presipitasi jatuh di sisi lereng arah datangnya angin. Jumlah presipitasi yang lebih sedikit disebut bayangan hujan terjadi pada sisi kemiringan lereng karena hilangnya sebagian besar uap air oleh pegunungan. Baca juga: Bentang alam pesisir dan pantai

Pendinginan konvektif terjadi bila udara panas naik dan mendingin membentuk awan lalu turun hujan. Presipitasi konvektif ini merupakan presipitasi yang sangat singkat (jarang melebihi satu jam) namun intensitasnya sangat tinggi.

Klasifikasi Bentuk Prespitasi
Suatu perbedaan yang sederhana namun mendasar dapat dilihat antara presipitasi vertikal dan horisontal. Presipitasi vertikal jatuh di atas permukaan bumi dan diukur dengan penakar hujan sementara presipitasi horisontal dibentuk di atas permukaan tanah dan tidak diukur oleh penakar hujan.
Jenis-Jenis Presipitasi/Hujan
Bentuk Presipitasi
Prespitasi Vertikal
1. Hujan : Air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasikan dari uap air di atmosfer.
2. Hujan gerimis: Hujan dengan tetesan yang sangat kecil.
3. Salju: Kristal-kristal kecil air yang membeku dari uap air di udara bila suhu saat kondensasi kurang dari 0⁰C.
4. Hujan batu es: gumpalan es yang kecil, kebulat-bulatan yang turun saat hujan badai.
5. Sleet: campuran hujan dan salju, disebut juga glaze.
1. Es: salju yang memadat
2. Kabut: uap air yang dikondensasikan menjadi partikel air halus di dekat permukaan tanah.
3. Embun beku: bentuk kabut yang membeku di atas permukaan tanah dan vegetasi.
4. Embun: air yang dikondensasikan sebagai air di atas permukaan tanah yang dingin terutama di malam hari. Embun akan menguap di pagi hari.

Variasi intensitas presipitasi di berbagai daerah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:
1. Garis lintang
2. Ketinggian lokasi
3. Jarak dari sumber air
4. Posisi dan ukuran suatu daratan
5. Arah angin (menuju atau mendekati sumber air) 
6. Hubungannya dengan rintangan pegunungan
7. Suhu nisbi tanah 
Gambar: nssl.noaa.gov

Share with your friends

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close